Breaking

Senin, 26 Maret 2018

Maret 26, 2018

Ngentot Dengan Majikan Saya Seorang Pengusaha Janda Muda



Ngentot Dengan Majikan Saya Seorang Pengusaha Janda Muda

AgenCOLIWaktu itu Ronal yang masih duduk di perkuliahan mempunyai teman akrab namanya Ghina di aberasal dari Sumatera dan katanya dia masih menumpang di rumah tantenya, kebetulan hobi kitra sama yaitu naik gunung pecinta alam kita sering bersama kadang aku juga maen kerumahnya, dan bisa lebih karena aku juga naksir dengan adik sepupunya namanya Lusi.

Lusi adalah anak dari tante yang rumahnya ditumpangi oleh Ghina, walaupun aku sudah akrab dengan keluarganya tante tapi aku tak langsung pacari si Lusi, tapi selama perjalanan waktu sudah berubah dimana ayah Lusi yang wakil rakyat meninggal dunia.
Jadi Sekarang Ibunya yang mengurus semua perusahaan yang dikendalaikan ayah Lusi, Harapanku untuk memacari Lusi tetap ada, walaupun saat aku berkunjung kerumahnya jarang bertemu langsung dengan Lusi, malah Ibunya yang namanya Ita menemaniku, karena kesibukannya Lusi yang di Jakarta sedang belajar di sekolah presenter stasiun TV swasta.
Tapi sebenarnya kalau mau jujur Lusi masih kalah dengan ibunya. Bu Ita lebih cantik.,kulitnya lebih putih bersih, dewasa dan tenang pembawaannya. Sementara Lusi agak sawo matang, nurun ayahnya kali? Seandainya Lusi seperti ibunya: tenang pembawaannya, keibuan dan penuh perhatian, baik juga.
Sekarang, di rumah yang cukup mewah itu hanya ada bu Ita dan seorang pembantu. Ghina sudah tidak di situ, sementara Lusi sekolah di ibukota, paling-paling seminggu pulang. Akhirnya saya di suruh bu Ita untuk membantu sebagai karyawan tidak tetap mengelola perusahaannya. Untungnya saya memiliki kemampuan di bidang komputer dan manajemennya, yang saya tekuni sejak SMA.
Setelah mengetahui manajemen perusahaan bu Ita lalu saya menawari program akuntansi dan keuangan dengan komputer, dan bu Ita setuju bahkan senang. Merencanakan kalkulasi biaya proyek yang ditangani perusahaannya, dsb.
Saya menyukai pekerjaan ini. Yang jelas bisa menambah uang saku saya, bisa untuk membantu kuliah, yang saat itu baru semester dua. Bu Ita memberi honor lebih dari cukup menurut ukuran saya. Pegawai bu Ita ada tiga cewek di kantor, tambah saya, belum termasuk di lapangan.
Saya sering bekerja setelah kuliah, sore hingga malam hari, datang menjelang pegawai yang lain pulang. Itupun kalau ada proyek yang harus dikerjakan. Part time begitu. Bagi saya ini hanya kerja sambilan tapi bisa menambah pengalaman.
Karena hubungan kerja antara majikan dan pegawai, hubungan saya dengan bu Ita semakin akrab. Semula sih biasa saja, lambat-laun seperti sahabat, curhat, dan sebagainya.
Aku sering dinasehati, bahkan saking akrabnya, bercanda, saya sering pegang tangannya, mencium tangan, tentu saja tanpa diketahui rekan kerja yang lain. Dan rupanya dia senang. Tapi aku tetap menjaga kesopanan.
Pengalaman ini yang mendebarkan jantungku, betapapun dan siapapun bu Ita, dia mampu menggetarkan dadaku. Walaupun sudah cukup umur wanita ini tetap jelita. Saya kira siapapun orangnya pasti mengatakan orang ini cantik bahkan cantik sekali.
Dasar pandai merawat tubuh, karena ada dana untuk itu, rajin fitnees, di rumah disediakan peralatannya. Kalau sedang fitnees memakai pakaian fitnees ketat sangat sedap dipandang. Ini sudah saya ketahui sejak saya SMA dulu, tapi karena saya kepingin mendekati Lusi, hal itu saya kesampingkan.
Data-data pribadi bu Ita saya tahu betul karena sering mengerjakan biodata berkaitan dengan proyek-proyeknya. Tingginya 161 cm, usianya saat kisah ini terjadi 37 tahun, lima bulan dan berat badannya 52 kg. Cukup ideal.
Pada suatu hari saya lembur, karena ada pekerjaan proyek dan paginya harus didaftarkan untuk diikutkan tender. Pukul 22.00 pekerjaan belum selesai, tapi aku agak terhibur bu Ita mau menemaniku, sambil mengecek pekerjaanku.

Dia cukup teliti. Kalau kerja lembur begini ia malah sering bercanda. Bahkan kalau minumanku habis dia tidak segan-segan yang menuang kembali, aku malah menjadi kikuk. Dia tak enggan pegang tanganku, mencubit, namun aku tak berani membalas.
Apalagi bila sedang mencubit dadaku aku sama sekali tidak akan membalas. Dan yang cukup surprise tanpa ragu memijit-pijit bahuku dari belakang.
“Capek ya..? Saya pijit, nih”, katanya.
Aku hanya tersenyum, dalam hati senang juga, dipijit janda cantik. Apalagi yang kurasakan dadanya, pasti teteknya menyenggol kepalaku bagian belakang, saya rasakan nyaman juga. Lama-lama pipiku sengaja saya pepetkan dengan tangannya yang mulus, dia diam saja.
Dia membalas membelai-belai daguku, yang tanpa rambut itu. Aku menjadi cukup senang. Hampir pukul 23.00 baru selesai semua pekerjaan, saya membersihkan kantor dan masih dibantu bu Ita. Wah wanita ini betul-betul seorang pekerja keras, gumanku dalam hati.
Saya bersiap-siap untuk pulang, tapi dibuatkan kopi, jadi kembali minum.
“Kamu sudah punya pacar Ron?”
“Belum Bu”, jawabku
“Masa.., pasti kamu sudah punya. Cewek mana yang tak mau dengan cowok ganteng”, katanya
“Belum Bu, sungguh kok”, kataku lagi. Kami duduk bersebelahan di sofa ruang tengah, dengan penerangan yang agak redup. Entah siapa yang mendahului, kami berdua saling berpegangan tangan saling meremas lembut. Yang jelas semula saya sengaja menyenggol tangannya
Mungkin karena terbawa suasana malam yang dingin dan suasana ruangan yang syahdu, dan terdengar suara mobil melintas di jalan raya serta sayup-sayup suara binatang malam, saya dan bu Ita hanyut terbawa oleh suasana romantis.
Bu Ita yang malam itu memakai gaun warna hitam dan sedikit motif bunga ungu. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih.
Wanita pengusaha ini makin mendekatkan tubuhnya ke arahku. Dalam kondisi yang baru aku alami ini aku menjadi sangat kikuk dan canggung, tapi anehnya nafasku makin memburu, kejar-kejaran dan bergelora seperti gemuruh ombak di Pelabuhan Ratu. Saya menjadi bergemetaran, dan tak mampu berbuat banyak, walau tanganku tetap memegang tangannya.
“Dingin ya Ron..?!”, katanya sendu.
Sementara tangan kiriku ditarik dan mendekap lengan kirinya yang memang tanpa lengan baju itu.
“Ya, Bu dingin sekali”, jawabku.
Terasa dingin, sementara tangannya juga merangkul pinggangku. Bau wewanginan semerbak di sekitar, aku duduk, menambah suasana romantis
“Kalau ketahuan Darti (pembantunya), gimana Bu?”, kataku gemetar.
“Darti tidak akan masuk ke sini, pintunya terkunci”, katanya.
Saya menjadi aman. Lalu aku mencoba mengecup kening wanita lincah ini, dia tersenyum lalu dia menengadahkan wajahnya. Tanpa diajari atau diperintah oleh siapapun, kukecup bibir indahnya.
Dia menyambut dengan senyuman, kami saling berciuman bibir saling melumat bibir, lidah kami bertemu berburu mencari kenikmatan di setiap sudut-sudut bibir dan rongga mulut masing-masing. Tangankupun mulai meraba-raba tubuh sintal bu Ita, diapun tidak kalah meraba-raba punggungku dan bahkan menyusup dibalik kaosku. Aku menjadi semakin terangsang dalam permainan yang indah ini.
Sejenak jeda, kami saling berpandangan dia tersenyum manis bahkan amat manis, dibanding waktu-waktu sebelumnya.

Kami berangkulan kembali, seolah-olah dua sejoli yang sedang mabuk asmara sedang bermesraan, padahal antara majikan dan pegawainya. Dia mulai mencumi leherku dan menggigit lembut semantara tanganku mulai meraba-raba tubuhnya, pertama pantatnya, kemudian menjalar ke pinggulnya.
“Sejak kamu kesini dengan Ghina dulu, saya sudah berpikir: “Ganteng banget ini anak!””, katanya setengah berbisik.
“Ah ibu ada-ada saja”, kataku mengelak walaupun saya senang mendapat sanjungan.
“Saya tidak merayu, sungguh”, katanya lagi.
Kami makin merangsek bercumbu, birahiku makin menanjak naik, dadaku semakin bergetar, demikian juga dada bu Ita. Diapun nampak bergetaran dan suaranya agak parau.
Kemudian saya beranjak, berdiri dan menarik tangan bu Ita yang supaya ikut berdiri. Dalam posisi ini dia saya dekap dengan hangatnya. Hasrat kelakianku menjadi bertambah bangkit dan terasa seakan membelah celana yang saya pakai.
Lalu saya bimbing dia ke kamarnya, bagai kerbau dicocok hidungnya bu Ita menurut saja. Kami berbaring bersama di spring bed, kembali kami bergumul saling berciuman dan becumbu.
“Gimana kalau saya tidur di sini saja, Bu”, pintaku lirih.
Ia berpikir sejenak lalu mengangguk sambil tersenyum. Kemudian dia beranjak menuju lemari dan mengambil pakaian sambil menyodorkan kepada saya.
“Ini pakai punyaku”, dia menyodorkan pakaian tidur.
Lalu aku melorot celana panjangku dan kaos kemudian memakai kimononya.
Aku menjadi terlena. Dalam dekapannya aku tertidur. Baru sekitar setengah jam saya terbangun lagi. Dalam kondisi begini, jelas aku susah tidur.
Udara terasa dingin, saya mendekapnya makin kencang. Dia menyusupkan kaki kanannya di selakangan saya. Penisku makin bergerak-gerak, sementara cumbuan berlangsung, penisku semakin menjadi-jadi kencangnya, yang sesungguhnya sejak tadi di sofa.
Aku berpikir kalau sudah begini bagaimana? Apakah saya lanjutkan atau diam saja? Lama aku berfikir untuk mengatakan tidak! Tapi tidak bisa ditutupi bahwa hasrat, nafsu birahiku kuat sekali yang mendorong melonjak-lonjak dalam dadaku bercampur aduk sampai kepada ubun-ubunku.
Walaupun aku diamkan beberapa saat, tetap saja kejaran libido yang terasa lebih kuat. Memang saya sadar, wanita yang ada didekapanku adalah majikanku, tantenya Ghina, mamanya Lusi, tapi sebagai pria normal dan dewasa aku juga merasakan kenikmatan bibir dan rasa perasaan bu Ita sebagai wanita yang sintal, cantik dan mengagumkan.
Sedikitnya aku sudah merasakan kehangatannya tubuhnya dan perasaannya, meski pengalaman ini baru pertama kali kualami.
Aku tak kuasa berkeputusan, dalam kondisi seperti ini aku semakin bergemetaran, antara mengelak dan hasrat yang menggebu-gebu. Aku perhatikan wajahnya di bawah sorot lampu bed, sengaja saya lihat lama dari dekat, wajahnya memancarkan penyerahan sebagai wanita, di depan lelaki dewasa.
Pelan-pelan tanganku menyusup di balik gaunnya, meraba pahanya dia mengeliat pelan, saya tidak tahu apakah dia tidur atau pura-pura tidur. Aku cium lembut bibirnya, dan dia menyambutnya. Berarti dia tidak tidur. Ku singkap gaun tidurnya kemudian kulepas, dia memakai beha warna putih dan cedenya juga putih.
Aku menjadi tambah takjub melihat kemolekan tubuh bu Ita, putih dan indah banget. Ku raba-raba tubuhnya, dia mengeliat geli dan membuka matanya yang sayu. Jari-jari lentiknya menyusup ke balik baju tidur yang kupakai dan menarik talinya pada bagian perutku, lalu pakaianku terlepas. Kini akupun hanya pakai cede saja.
“Kamu ganteng banget, Ron, tinggi badanmu berapa, ya?”, bisiknya. Saya tersenyum senang.
“Makasih. Ada 171. Bu Ita juga cantik sekali”, mendengar jawabanku, dia hanya tersenyum.
Aku berusaha membuka behanya dengan membuka kaitannya di punggungnya, kemudian keplorotkan cedenya sehingga aku semakin takjub melihat keindahan alam yang tiada tara ini. Hal ini menjadikan dadaku semakin bergetar.

Betapa tidak?! Aku berhadapan langsung dengan wanita tanpa busana yang bertubuh indah, yang selama ini hanya kulihat lewat gambar-gambar orang asing saja. Kini langsung mengamati dari dekat sekali bahkan bisa meraba-raba.
Wanita yang selama ini saya lihat berkulit putih bersih hanya pada bagian wajah, bagian kaki dan bagian lengan ini, sekarang tampak seluruhnya tiada yang tersisa. Menakjubkan! Darahku semakin mendidih, melihat pemandangan nan indah itu.
Di saat saya masih bengong, pelan-pelan aku melorot cedeku, saya dan bu Ita sama-sama tak berpakaian. Penisku benar-benar maksimal kencangnya. Kami berdua berdekapan, saling meraba dan membelai.
Kaki kami berdua saling menyilang yang berpangkal di selakangan, saling mengesek. Penisku yang kencang ikut membelai paha indah bu Ita. Sementara itu ia membelai-belai lembut penisku dengan tangan halusnya, yang membawa efek nikmat luar biasa.
Tanganku membela-belai pahanya kemudian kucium mulai dari lutut merambat pelan ke pangkal pahanya. Ia mendesah lembut. Dadaku makin bergetaran karena kami saling mencumbu, aku meraba selakangannya, ada rerumputan di sana, tidak terlalu lebat jadi enak dipandang.
Dia mengerang lembut, ketika jemariku menyentuh bibir vaginanya. Mulutku menciumi payudaranya dengan lembut dan mengedot puntingnya yang berwarna coklat kemerah-merahan, lalu membenamkan wajahku di antara kedua susunya.
Sementara tangan kiriku meremas lembut teteknya. Desisan dan erangan lembut muncul dari mulut indahnya. Aku semakin bernafsu walau tetap gemetaran. Tanganku mulai aktif memainkan selakangannya, yang ternyata basah itu.
Saya penasaran, lalu kubuka kedua pahanya, kemudian kusingkap rerumputan di sekitar kewanitaannya. Bagian-bagian warna pink itu aku belai-belai dengan jemariku. Klitorisnya, ku mainkan, menyenangkan sekali.
Ita mengerang lembut sambil menggerakkan pelan kaki-kakinya. Lalu jariku kumasukkan keterowongan pink tersebut dan menari-nari di dalamnya. Dia semakin bergelincangan. Kelanjutannya ia menarikku.
“Ayo Ron”aku tak tahan”, katanya berbisik
Dan merangkulku ketat sekali, sehingga bagian yang menonjol di dadanya tertekan oleh dadaku.
Aku mulai menindih tubuh sintal itu, sambil bertumpu pada kedua siku-siku tanganku, supaya ia tidak berat menompang tubuhku.
Sementara itu senjataku terjepit dengan kedua pahanya. Dalam posisi begini saja enaknya sudah bukan main, getaran jantungku makin tidak teratur. Sambil menciumi bibirnya, dan lehernya, tanganku meremas-remas lembut susunya.
Penisku menggesek-gesek sekalangannya, ke arah atas (perut), kemudian turun berulang-ulang Tak lama kemudian kakinya direnggangkan, lalu pinggul kami berdua beringsut, untuk mengambil posisi tepat antara senjataku dengan lubang kewanitaannya. Beberapa kali kami beringsut, tapi belum juga sampai kepada sasarannya. Penisku belum juga masuk ke vaginanya
“Alot juga”, bisikku. Bu Ita yang masih di bawahku tersenyum.
“Sabar-sabar”, katanya. Lalu tangannya memegang penisku dan menuntun memasukkan ke arah kewanitaannya.
“Sudah ditekan… pelan-pelan saja”, katanya. Akupun menuruti saja, menekan pinggulku…
“Blesss”, masuklah penisku, agak seret, tapi tanpa hambatan. Ternyata mudah! Pada saat masuk itulah, rasa nikmatnya amat sangat. Seolah aku baru memasuki dunia lain, dunia yang sama sekali baru bagiku.
Aku memang pernah melihat film orang beginian, tetapi untuk melakukan sendiri baru kali ini. Ternyata rasanya enak, nyaman, mengasyikkan. Wonderful! Betapa tidak, dalam usiaku yang ke 23, baru merasakan kehangatan dan kenikmatan tubuh wanita.
Gerakanku mengikuti naluri lelakiku, mulai naik-turun, naik-turun, kadang cepat kadang lambat, sambil memandang ekspresi wajah bu Ita yang merem-melek, mulutnya sedikit terbuka, sambil keluar suara tak disengaja desah-mendesah. Merasakan kenikmatannya sendiri.
“Ah… uh… eh… hem””

Ketika aku menekankan pinggulku, dia menyambut dengan menekan pula ke atas, supaya penisku masuk menekan sampai ke dasar vaginanya. Getaran-getaran perasaan menyatu dengan leguhan dan rasa kenikmatan berjalan merangkak sampai berlari-lari kecil berkejar-kejaran.
Di tengah peristiwa itu bu Ita berbisik
“Kamu jangan terlalu keburu nafsu, nanti kamu cepat capek, santai saja, pelan-pelan, ikuti iramanya”, ketika saya mulai menggenjot dengan semangatnya.
“Ya Bu, maaf”, akupun menuruti perintahnya.
Lalu aku hanya menggerakkan pinggulku ala kadarnya mengikuti gerakan pinggulnya yang hanya sesekali dilakukan. Ternyata model ini lebih nyaman dan mudah dinikmati. Sesekali kedua kakinya diangkat dan sampai ditaruh di atas bahuku, atau kemudian dibuka lebar-lebar, bahkan kadang dirapatkan, sehingga terasa penisku terjepit ketat dan semakin seret.
Gerak apapun yang kami lakukan berdua membawa efek kenikmatan tersendiri. Setelah lebih dari sepuluh menit , aku menikmati tubuhnya dari atas, dia membuat suatu gerakan dan aku tahu maksudnya, dia minta di atas.
Aku tidur terlentang, kemudian bu Ita mengambil posisi tengkurap di atasku sambil menyatukan alat vital kami berdua. Bersetubuhlah kami kembali.Ia memasukkan penisku rasanya ketat sekali menghujam sampai dalam.
Sampai beberapa saat bu Ita menggerakkan pinggulnya, payudaranya bergelantungan nampak indah sekali, kadang menyapu wajahku. Aku meremas kuat-kuat bongkahan pantatnya yang bergoyang-goyang. Payudaranya disodorkan kemulutku, langsung kudot.
Gerakan wanita berambut sebahu ini makin mempesona di atas tubuhku. Kadang seperti orang berenang, atau menari yang berpusat pada gerakan pinggulnya yang aduhai. Bayang-bayang gerakan itu nampak indah di cermin sebelah ranjang.
Tubuh putih nan indah perempuan setengah baya menaiki tubuh pemuda agak coklat kekuning-kuningan. Benar-benar lintas generasi!
Adegan ini berlangsung lebih dari lima belas menit, kian lama kian kencang dan cepat, gerakannya. Nafasnya kian tidak teratur, sedikit liar. Kayak mengejar setoran saja. Tanganku mempererat rangulanku pada pantat dan pinggulnya, sementara mulutku sesekali mengulum punting susunya. Rasanya enak sekali. Setelah kerja keras majikanku itu mendesah sejadi-jadinya”
“Ah… uh, eh… aku, ke.. luaar..Ron..”, rupanya ia orgasme.
Puncak kenikmatannya diraihnya di atas tubuhku, nafasnya berkejar-kejaran, terengah-engah merasakan keenakan yang mencapai klimaknya.
Nafasnya berkejar-kejaran, gerakannya lambat laun berangsur melemah, akhirnya diam. Ia menjadi lemas di atasku, sambil mengatur nafasnya kembali. Aku mengusap-usap punggung mulusnya. Sesekali ia menggerak-gerakkan pinggulnya pelan, pelan sekali, merasakan sisa-sisa puncak kenikmatannya. Beberapa menit dia masih menindih saya

Setelah pulih tenaganya, dia tidur terlentang kembali, siap untuk saya tembak lagi. Kini giliran saya menindihnya, dan mulai mengerjakan kegiatan seperti tadi. Gerakan ku pelan juga, dia merangkul aku. Naik turun, keluar masuk.
Saat masuk itulah rasa nikmat luar biasa, apalagi dia bisa menjepit-jepit, sampai beberapa kali. Sungguh aku menikmati seluruhnya tubuh bu Ita. Ruaar biasa! Tiba-tiba suatu dorongan tenaga yang kuat sampai diujung senjataku, aliran darah, energi dan perasaan terpusat di sana, yang menimbulkan kekuatan dahsyat tiada tara.
Energi itu menekan-nekan dan memenuhi lorong-lorong rasa dan perasaan, saling memburu dan kejar-kejaran. Didorong oleh gairah luar biasa, menimbulkan efek gerakan makin keras dan kuat menghimpit tubuh indah, yang mengimbangi dengan gerakan gemulai mempesona.
Akhirnya tenaga yang menghentak-hentak itu keluar membawa kenikmatan luar biasa”, suara tak disengaja keluar dari mulut dua insan yang sedang dilanda kenikmatan. Air maniku terasa keluar tanpa kendali, menyemprot memenuhi lubang kenikmatan milik bu Ita.
“Ahh… egh… egh… uhh”, suara kami bersaut-sahutan.
Bibir indah itu kembali kulumat makin seru, diapun makin merapatkan tubuhnya terutama pada bagian bawah perutnya, kuat sekali. Menyatu semuanya,
“Aku” keluar Bu”, kataku terengah-engah.
“Aku juga Ron”, suaranya agak lemah.
“Lho keluar lagi, tadi kan sudah?! Kok bisa keluar lagi?!”, tanyaku agak heran.
“Ya, bisa dua kali”, jawabnya sambil tersenyum puas.
Kami berdua berkeringat, walau udara di luar dingin. Rasanya cukup menguras tenaga, bagai habis naik gunung saja, lempar lembing atau habis dari perjalanan jauh, tapi saya masih bisa merasakan sisa-sisa kenikmatan bersama.
Selang beberapa menit, setelah kenikmatan berangsur berkurang, dan terasa lembek, saya mencabut senjataku dan berbaring terlentang di sisinya sambil menghela nafas panjang. Puas rasanya menikmati seluruh kenikmatan tubuhnya.
Perempuan punya bentuk tubuh indah itupun terlihat puas, seakan terlepas dari dahaganya, yang terlihat dari guratan senyumnya. Saya lihat selakangannya, ada ceceran air maniku putih kental meleleh di bibir vaginanya bahkan ada yang di pahanya.
Pengalaman malam itu sangat menakjubkan, hingga sampai berapa kali aku menaiki bu Ita, aku lupa. Yang jelas kami beradu nafsu hampir sepanjang malam dan kurang tidur.
Keesokan harinya. Busa-busa sabun memenuhi bathtub, aku dan bu Ita mandi bersama, kami saling menyabun dan menggosok, seluruh sisi-sisi tubuhnya kami telusuri, termasuk bagian yang paling pribadi. Yang mengasyikkan juga ketika dia menyabun penisku dan mengocok-kocok lembut. Saya senang sekali dan sudah barang tentu membawa efek nikmat.
“Saya heran barang ini semalaman kok tegak terus, kayak tugu Ghinas, besar lagi. Ukuran jumbo lagi?!”, katanya sambil menimang-nimang tititku.
“Kan Ibu yang bikin begini?!”, jawabku. Kami tersenyum bersama.
Sehabis mandi, kuintip lewat jendela kamar, Darti sedang nyapu halaman depan, kalau aku keluar rumah tidak mungkin, bisa ketahuan. Waktu baru pukul setengah enam. Tetapi senjata ini belum juga turun, tiba-tiba hasrat lelakiku kembali bangkit kencang sekali.

Kembali meletup-letup, jantung berdetak makin kencang. Lagi-lagi aku mendekati janda yang sudah berpakaian itu, dan kupeluk, kuciumi. Saya agak membungkuk, karena aku lebih tinggi. Bau wewangian semerbak disekujur tubuhnya, rasanya lebih fresh, sehabis mandi.
Lalu ku lepas gaunnya, ku tanggalkan behanya dan kuplorotkan cedenya. Kami berdua kembali berbugil ria dan menuju tempat tidur. Kedua insan lelaki perempuan ini saling bercumbu, mengulangi kenikmatan semalam.
Ia terbaring dengan manisnya, pemandangan yang indah paduan antara pinggul depan, pangkal paha, dan rerumputan sedikit di tengah menutup samara-samar huruf “V”, tanpa ada gumpalan lemaknya.
Aku buka dengan pelan kedua pahanya. Aku ciumi, mulai dari lutut, kemudian merambat ke paha mulusnya. Sementara tangannya mengurut-urut lembut penisku. Tubuhku mulai bergetaran, lalu aku membuka selakangannya, menyibakkan rerumputan di sana.
Aku ingin melihat secara jelas barang miliknya. Jariku menyentuh benda yang berwarna pink itu, mulai bagian atas membelai-belainya dengan lembut, sesekali mencubit dan membelai kembali. Bu Ita bergelincangan, tangannya makin erat memegang tititku.
Kemudian jariku mulai masuk ke lorong, kemudian menari-nari di sana, seperti malam tadi. Tapi bibir, dan terowongan yang didominasi warna pink ini lebih jelas, bagai bunga mawar yang merekah. Beberapa saat aku melakukan permainan ini, dan menjadi paham dan jelas betul struktur kewanitaan bu Ita, yang menghebohkan semalam.
Gelora nafsu makin menggema dan menjalar seantero tubuh kami, saling mencium dan mencumbu, kian memanas dan berlari kejar-kejaran. Seperti ombak laut mendesir-desir menerpa pantai. Tiada kendali yang dapat mengekang dari kami berdua.
Apalagi ketika puncak kenikmatan mulai nampak dan mendekat ketat. Sebuah kejutan, tanpa aku duga sebelumnya penisku yang sejak tadi di urut-urut kemudian dikulum dengan lembutnya. Pertama dijilati kepalanya, lalu dimasukkan ke rongga mulutnya.
Rasanya saya diajak melayang ke angkasa tinggi sekali menuju bulan. Aku menjadi kelelahan. Sesi berikutnya dia mengambil posisi tidur terlentang, sementara aku pasang kuda-kuda, tengkurap yang bertumpu pada kedua tangan saya.
Saya mulai memasukkan penisku ke arah lubang kewanitaan bu Ita yang tadi sudah saya “pelajari” bagian-bagiannya secara seksama itu. Benda ini memang rasanya tiada tara, ketika kumasukkan, tidak hanya saya yang merasakan enaknya penetrasi, tetapi juga bu Ita merasakan kenikmatan yang luar biasa, terlihat dari ekpresi wajahnya, dan desahan lembut dari mulutnya.
“Ah”, desahnya setiap aku menekan senjataku ke arah selakangannya, sambil menekankan pula pinggulnya ke arah tititku. Kami berdua mengulangi mengarungi samodra birahi yang menakjubkan, pagi itu.
Semuanya sudah selesai, aku keluar rumah sekitar pukul setengah delapan, saat Darti mencuci di belakang. Dalam perjalanan pulang aku termenung, Betapa kejadian semalam dapat berlangsung begitu cepat, tanpa liku-liku, tanpa terpikirkan sebelumnya.

Sebuah wisata seks yang tak terduga sebelumnya. Kenikmatan yang kuraih, prosesnya mulus, semulus paha bu Ita. Singkat, cepat dan mengalir begitu saja, namun membawa kenikmatan yang menghebohkan.
Betapa aku bisa merasakan kehangatan tubuh bu Ita secara utuh, orang yang selama ini menjadi majikanku. Menyaksikan rona wajah bu Ita yang memerah jambu, kepasrahannya dalam ketelanjangannya, menunjukkan kedagaan seorang wanita yang mebutuhkan belaian dan kehangatan seorang pria.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, si kumbang muda makin sering mendatangi bunga untuk mengisap madu. Dan bunga itu masih segar saja, bahkan rasanya makin segar menggairahkan. Memang bunga itu masih mekar dan belum juga layu, atau memang tidak mau layu.



INDOPK.COM AGEN POKER ONLINE||BANDAR CEME||DOMINO QQ ONLINE TERPERCAYA

Promo Bonus Special IndoPK.com
1.Bonus TO ( Turn Over ) 0,5% Setiap Minggunya
2.Bonus Referal 10%
3.Bonus New Member 10% ( Minimal Deposit 25.000 )
4.Minimal Deposit Cukup Rb 10.000


Jumat, 23 Maret 2018

Maret 23, 2018

Kisah ML Dengan Wanita Yang Kenal Di Hari Liburan

Kisah ML Dengan Wanita Yang Kenal Di Hari Liburan

SEX Minggu yang lalu, berdua dengan teman baikku, Farid, kita ber-weekend di Anyer. Kita tinggal di sebuah hotel di tepi pantai. Ketika kita berdua datang, tak banyak pengunjung yang ada, hanya dua orang turis bule. Sabtu pagi itu, aku berniat jogging di pantai dan ketika aku berada di lobby, aku berpapasan dengan empat orang perempuan nakal yang hendak pergi berenang.

Dalam hati, aku berkata akhirnya ada pemandangan bagus juga untuk week-end ini. Salah satu perempuan nakal itu, benar-benar membangkitkan nafsu seksku dan aku merasa dia tahu kalau aku tertarik padanya. Tingginya tak lebih dari 160 cm tetapi proporsi badannya sungguh bagus, payudaranya menantang demikian juga pinggangnya yang ramping dan pantatnya yang padat.

Dengan baju renangnya itu, kakinya terlihat jenjang dengan betis yang aduhai. Perempuan nakal itu berambut sebahu dengan sedikit cat berwarna pirang, kulitnya yang putih makin membangkitkan nafsu laki-lakiku. Ketika aku selesai jogging, dengan sengaja aku melintas di kolam renang.

Gadis itu duduk di pinggir kolam renang dengan kaca hitamnya, sementara teman-temannya berenang kesana kemari, dia hanya memainkan air dengan kakinya. Aku duduk di bar kolam renang dan memesan segelas es teh manis dan sandwich. Ketika aku memandang ke arahnya, dia secara sengaja menggosok-gosokkan telapak tangannya di kemaluannya, seolah menantang aku dan aku cuma bisa tersenyum kecil.

Dengan rasa penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk menikmati sarapan sandwichku saja. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba seseorang berdiri di sebelahku dan ketika aku menoleh, ternyata perempuan nakal itu sedang tersenyum manis dan berkata, “Haii… boleh saya ikutan nongkrong?”. Aku menyahut dengan sedikit gugup, “Oo.. boleh, dengan senang hati”.

Akhirnya kami berkenalan, perempuan nakal itu bernama Indy dan dia bekerja di sebuah perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Jakarta. Sarapanku telah habis tapi kami masih ngobrol kesana kemari dan akhirnya ketiga temannya ikut bergabung. Karena hari makin siang dan aku belum mandi pagi, aku pamit untuk kembali ke kamarku dahulu dan sebelumnya kuberikan nomer kamarku ke Indy karena kami janji ketemu untuk makan siang.

Aku pergi ke kamarku dan mandi. Sebuah ketukan di pintu terdengar dan kupikir temanku Farid yang baru bangun mengajakku sarapan, dengan badan yang masih basah dan handuk terlilit di pinggang serta menggerutu kubukakan pintu. Ternyata bukan Farid yang ada di depan pintu, tetapi Indy… dengan cepat aku meminta maaf karena menggerutu dan dia tersenyum dan berkata,

“Nggak apa-apa koq… Ndre, aku cuma mau numpang mandi soalnya si Dini temanku itu kalau mandi lamanya bukan main, boleh kan?”. Aku persilakan Indy masuk dan dengan bercanda aku menyahut, “Boleh ajaa… kalau perlu aku mandiin sekalian”, Indy cuma tertawa dan mencubit bahuku.

Aku masuk lagi ke kamar mandi, tetapi tiba-tiba saja Indy menerobos masuk, “Indy mau lho dimandiin” serunya. Kemudian dia membuka handuk yang melilit di pinggangnya, sementara itu penisku mulai ereksi. Aku sudah tak tahan lagi melihat perempuan nakal yang seksi ini, segera saja kupegang tengkuknya dan kucium bibirnya yang menantang itu. Indy tidak melawan, malah dia membalas ciumanku dengan memainkan lidahnya dimulutku, tangannya melepaskan handuk di pinggangku dan segera meremas-remas penisku, akibatnya penisku makin mengeras dengan cepat.

Dengan tetap berciuman kulepaskan pakaian renangnya dan sekarang payudaranya yang menantang itu bebas untuk diremas. Indy menggerakkan badannya untuk berjongkok dan aku kemudian mendudukkan badanku di closet. Dengan gerakan lidah yang ahli, Indy menjilati batang kemaluanku, sementara jari jari tangannya bermain di rambut dan biji kemaluanku.

Jilatannya makin menggila dan akhirnya batang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya, Indy menghisap penisku seperti anak kecil mengisap es mambo. Ketika dia menghisap kepala penisku, jari-jarinya menggosok-gosok batang kemaluanku. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan aku hanya bisa menggeliat dan meremas-remas rambutnya.

Beberapa saat kemudian, aku berkata, “Indy, aku klimaks… aahh” dan Indy melepaskan mulutnya dari penisku tetapi tangannya tetap bergerak mengocok penisku, akhirnya air maniku muncrat keluar. Aku merasakan sensasi dan kenikmatan yang hebat.

Indy berdiri di depanku dan melepaskan baju renangnya yang masih melekat di pinggangnya, sekarang aku benar-benar dapat melihat badannya yang putih mulus telanjang bulat di depanku. Dengan beralaskan handuk, Indy merebahkan tubuhnya di lantai dan aku segera berjongkok diatasnya.

Payudaranya menjadi sasaran pertama kecupan bibirku, putingnya yang berwarna coklat tua kuhisap dan kumainkan dengan lidahku, sementara itu tanganku memainkan payudaranya yang lain secara bergantian. Kadang-kadang kupindahkan kecupanku ke lehernya yang putih jenjang, Indy hanya menggeliat-geliat dan mendesah sensual. Kemudian tanganku mulai mencari sasaran lain, kuelus-elus dengan lembut liang kewanitaannya yang tertutup rambut yang tipis.

Jari tengahku mulai memasuki lubang kenikmatannya dan aku merasakan lubang yang mulai basah lembab, kudorong terus masuk jariku dan akhirnya kutemukan clitorisnya. Ketika kumainkan clitorisnya itu, Indy menggelinjang dan menjerit kecil, “Uuhhg.. oohh.. oohh”, sementara bibir dan lidahku masih bermain di payudaranya yang makin mengeras.

Kubuka selangkangannya lebih lebar dan mulai kuciumi bibir kemaluannya sementara tanganku masih bermain dengan clitorisnya. Sesekali kutarik keluar jariku dan kujilati serta kuhisap liang kewanitaannya itu. Ketika kumasukkan jariku lagi, aku merasakan ada cairan meleleh dari dalam liang kewanitaannya.

Indy makin menggelinjang dan kulihat dia mulai meremas payudaranya sendiri, erangannya makin keras terdengar, “Ouughh.. oughh.. aahh”. Kemudian kurubah posisiku menjadi 69, kuangkat pantatnya sedikit dengan kedua tanganku dan aku mulai memainkan lidahku di liang kewanitaannya. Indy mengelus-elus penisku yang mulai ereksi lagi dan sekali-sekali aku merasakan lidahnya bermain di penisku.


Ketika lidahku mulai memasuki sisi dalam bibir kemaluannya, Indy makin menggelinjang dan kadang-kadang kurasakan badannya menegang. Aku tidak mendengar erangannya lagi karena penisku yang telah tegang telah berada di mulutnya lagi. Kutekan lidahku di antara bibir kemaluannya dan aku merasakan badannya menegang, setelah itu aku merasakan penisku tidak lagi dihisapnya. Diantara desahannya, Indy meminta aku segera menyetubuhinya, “Ouuhh… eemhh, Ndre… ayo setubuhi aku, ouhh… “

Kurubah posisiku menjadi posisi push-up, selangkangan Indy telah terbuka lebar dan dari liang kewanitaannya mengalir cairan yang hangat. Kuarahkan penisku ke liang senggamanya, dan kemudian kumasukkan penisku. Diperlukan sedikit usaha keras untuk memasukkan penisku ke liang senggamanya, setelah itu penisku merasakan sebuah liang yang halus, hangat, basah dan menjepit erat batang penisku. Kutekan masuk terus batang penisku sehingga biji pelirku beradu dengan bibir kemaluannya.

Kusetubuhi Indy dengan gerakan yang stabil, penisku keluar masuk liang senggamanya yang makin membuat kita berdua tenggelam dalam kenikmatan. Bibirku bermain di payudaranya dan kadang-kadang bertautan dengan bibirnya. Penisku dilapisi cairan kenikmatannya dan ketika kutarik keluar, penisku terlihat mengkilap, bulu dan pangkal penisku juga dibasahi oleh cairan yang keluar dari liang kenikmatan Indy.

Akhirnya kurebahkan tubuhku menindih tubuh Indy, gerakan penisku keluar masuk liang senggamanya makin kupercepat dan tubuh kita makin keras bertaut. Aku mulai merasakan akan datangnya orgasme, kuperlambat sedikit tempo persetubuhan dan aku juga merasakan tubuh Indy makin menegang, erangan dan lenguhannya makin keras saja. Beberapa kata-kata keluar dari mulutnya, “Terus dong masukin yang dalam… lagi, ouughh… tekan yang dalem Ndree… uuhhg… lagii… ooughh… genjot Ndree…”.

Sementara bibir kita berciuman, aku tetap menyetubuhinya dengan bertenaga, penisku keluar masuk liang kewanitaannya yang masih menjepit erat batang penisku. Tak lama kemudian, Indy menjerit, “Ndree…” dan aku merasakan tubuhnya menegang dan Indy menjepit penisku semakin keras yang membuatku makin sulit menggerakkan penisku keluar masuk liang senggamanya, dan akibatnya gerakan penisku makin lambat.

Jepitan memek Indy yang makin keras itu disebabkan dia mulai mencapai klimaks dan membuatku makin terangsang. Kugerakkan penisku dengan lambat-lambat tapi bertenaga, sehingga Indy benar-benar merasakan clitorisnya bergesekan dengan penisku.

Aku merasakan sensasi yang hebat ketika tubuh kita berdua sama-sama menegang mencapai klimaks, kita berdua saling memeluk dengan erat. Aku merasakan payudaranya yang berisi terhimpit oleh dadaku, sementara penisku tertancap dalam-dalam di liang senggamanya yang menjepit keras.

Setelah beberapa detik tubuh kita menegang, penisku menumpahkan muatannya dan sesaat kemudian kita berdua terkulai lemas tetapi dengan kepuasan yang sangat hebat. Kemudian karena penisku masih tegang, kugerakkan lagi keluar masuk liang kemaluan Indy dengan pelan dan lembut dan akhirnya kutarik keluar setelah melemas.

Kita berdua saling berciuman dan berpelukan, saling mengelus-elus tubuh yang berkeringat ini. Setelah itu aku membantunya membersihkan badan, menyabuni tubuh yang putih mulus itu dan membilasnya dengan air hangat. Kemudian setelah mengeringkan badan, kami berdua tidur dengan tubuh telanjang.


INDOPK.COM AGEN POKER ONLINE||BANDAR CEME||DOMINO QQ ONLINE TERPERCAYA

Promo Bonus Special IndoPK.com
1.Bonus TO ( Turn Over ) 0,5% Setiap Minggunya
2.Bonus Referal 10%
3.Bonus New Member 10% ( Minimal Deposit 25.000 )
4.Minimal Deposit Cukup Rb 10.000


                                                       http://www.indopk99.com/

Kamis, 22 Maret 2018

Maret 22, 2018

Ketemuan Dengan Vinda , Anak Ibu Kost Yang Mungil


Ketemuan Dengan Vinda , Anak Ibu Kost Yang Mungil

SEX Pеngаlаmаnku kаli ini bеrаwаl bеbеrара tаhun yg lаlu. Waktu itu aku bаru ѕаjа mеndараtkаn kеrjа di kоtа Sеmаrаng ѕеhinggа untuk mеndараtkаn rumаh dаlаm wаktu dеkаt tak mungkin aku lakukаn kаrеnа tеruѕ tеrаng ѕаjа, aku belom mеndараtkаn tаbungаn yg сukuр untuk mеmbеli rumаh. Akhirnуа aku рutuѕkаn untuk kоѕt didаеrаh dеkаt dgn kаntоr.

Akhirnуа aku dараtkаn tеmраt kоѕt yg aku inginkаn, реrlu реmbаса kеtаhui, nеnеk kоѕtku mеmрunуаi сuсu реrеmрuаn yg waktu itu mаѕih bеrаdа di bаngku SMA, ѕеbut ѕаjа nаmаnуа Vinda. Vinda аdаlаh ѕоѕоk yg mеngаѕуikkаn jikа dilihаt, meskiрun diа mаѕih dibаngku SMA,

Vinda mеmрunуаi bеntuk badan yg mоntоk dаn ѕеtеlаh aku bаnding-bаndingkаn, Vinda miriр dgn ѕеоrаng ѕеlеbitriѕ di Indоnеѕiа yg mаѕih ѕinglе ѕаmраi ѕеkаrаng. Oуа, ѕеbelomnуа nаmaku Jhoni (ѕаmаrаn brо,hеhеhе), 25 tаhun ѕеоrаng kаrуаwаn di ѕаlаh ѕаtu реruѕаhааn swasta di kоtа Sеmаrаng.

Singkаt сеritа, tаnра tеrаѕа 2 tаhun ѕudаh aku mеnjаlаni mаѕа kоѕtku dаn kаrеnа aku tеrmаѕuk оrаng yg ѕuреl, aku сераt bеrаdарtаѕi dgn lingkungаn ѕеkitаrnуа. Dаn kаrаktеr aku itu mеmbuаt Vinda yg ѕеmаkin hаri ѕеmаkin rаnum dаn ѕеksi, tеrgilа-gilа dgn aku Sаmраi ѕuаtu hаri aku bеrаnikаn diri untuk mеnсium bibirnуа diluаr dugааnku Vinda mеmbаlаѕ dgn buаѕnуа.

Sаmраi аkhirnуа аktivitаѕ itu mеnjаdi kеgiаtаn rutin аntаrа aku dgn Vinda, ѕерulаng kаntоr аtаu mеmаnfааtkаn wаktu-wаktu ѕерi di kоѕt-kоѕtаn. Sеtiар mеlakukаn hаl itu, tаngаnku yg bаndеl jugа tak luра mеnуеlinар di bаlik CD nуа dаn ѕеdikit mеnggеѕеk-gеѕеkаn jаri tеlunjukku di ujung сlitоriѕnуа.

Dаn meskiрun aku hаnуа mеnggеѕеkkаn аdik kесilku namun ѕеtiар аktivitаѕ itu, aku ѕеlаlu mеnсараi klimаkѕ. 4 tаhun tеrnуаtа wаktu yg ѕеdikit untuk kenikmatan ini. Sаmраi аkhirnуа aku hаruѕ kеluаr dаri kоѕt-kоѕtаn dаn Vinda hаruѕ kuliаh di kоtа Sоlо.

Sеtеlаh ѕеkiаn tаhun lаmаnуа aku tak mеndеngаr kаbаr tеntаng Vinda,  aku iѕеng-iѕеng menelpon Vinda di rumаhnуа dаn wаlhаѕil dаri оbrоlаn реrtаmа di tеlероn tеrѕеbut, aku dараtkаn nоmоr рhоnе diа di Bаndung dаn jugа diа mеmbеrikаn nоmоr HP. Akhirnуа kitа bеrduа ѕеring kоntаk viа tеlерhоnе, meskiрun aku ѕudаh bеrѕtаtuѕ tidak bujаng lаgi, namun diа tеtар ѕаjа bilаng kalo mаѕih ѕаyg ѕаmа aku. Sаmраi аkhirnуа kitа jаnjiаn untuk kеtеmu waktu diа wееk еnd, kаrеnа ѕеtiар hаri itu Vinda ѕеlаlu rаjin рulаng kе Sеmаrаng.

Puсuk ditunggu ulаm рun tibа, dgn реrаѕааn dеg-dеgаn аkhirnуа aku bеrtеmu dgn ѕоѕоk Vinda yg dulu mаѕih lugu dаn сеntil, ѕеkаrаng tumbuh mеnjаdi perempuan yg ѕеxу, ѕintаl dgn ukurаn brа 34. Wаw, ѕеmаkin aku mеnеlаn ludаh ѕеtiар mеlihаt badannуа yg ѕеxу.

“Mаѕ Jhoni, gimаnа khаbаrnуа,” tаnуа Vinda mеruѕаk рikirаnku yg jоrоk.
“Eе.. bаik, bаgаimаnа dgn kаmu?” jаwаbku guguр.

Kitа bеrduа bеrсеritа раnjаng lеbаr ѕеtеlаh ѕеkаiаn lаmа tidak kеtеmu, Sаmраi аkhirnуа aku hаruѕ аntаr diа bаlik kе rumаhnуа di Sеmаrаng.

“En, kаmu ѕudаh рunуа расаr..?” tаnуaku.
“Lаgi blаnk nih Mаѕ.. ” jаwаb Vinda tаngkаѕ
“O уаh, kаmu mаѕih ingеt tidak waktu aku аjаrin kаmu bеrсiumаn dulu?” gоdaku.
“Ihh, Mаѕ Jhoni еmаng bаndеl kоk,” sembari mеnсubit lеngаnku.
“Aоw..,” aku mеringiѕ kеѕаkitаn.
“Kаmu mаu tidak kalo aku tеruѕin реlаjаrаnnуа,” tаnуaku ѕеkаli lаgi.
“Mаu аjа аѕаl Mаѕ yg аjаrin,” jаwаbаn Vinda mеmbuаt aku mеrinding.

Sеtеlаh kitа bеrсаndа dаn bеrсеritа раnjаng lеbаr, аkhirnуа aku mеnаwаrkаn diri untuk kеtеmu minggu dераnnуа lаgi.

“Vinda, minggu dераn kеtеmu lаgi уuk,” аjаkku.
“Bоlеh dеh Mаѕ..,” jаwаb Jhoni dgn сеriа.
“Tарi nginер уа di hоtеl?” gоdaku.
“Lhо ngараin?” Jhoni bаlаѕ bеrtаnуа.
“Kаtаnуа mаu lаnjutin реlаjаrаnnуа..” aku mеnсоbа mеmаnсing .
“Nаkааll Mаѕ Jhoni.. nih.”

Tаnра tеrаѕа аkhirnуа Vinda hаruѕ turun di dеkаt rumаhnуа.

“Mа kаѕih уа Mаѕ, ѕаmраi kеtеmu minggu dераn,” sembari раmit Vinda mеngесuр рiрiku. Alаmаk, dаrаh mudaku bеrgеjоlаk mеnеrimа ѕеntuhаn bibirnуа yg mungil. Aku реrhаtikаn lеtidak-lеnggоk рinggulnуа mеninggаlkаn mоbil ѕtаrlеtku, ѕеmbаri aku mеmbаygkаn kenikmatan ѕеаndаinуа aku biѕа mencicipi badan kаmu Vinda, duh bеtара bаhаgаinуа diriku.

Sаtu minggu tаnра tеrаѕа aku lеwаtin, ѕаmраilаh aku kеtеmu dgn Vinda. Kаli ini aku ѕudаh bооking hоtеl bеrbintаng di рinggirаn kоtа untuk ѕаtu mаlаm. Tераt рukul 17.00, ѕерulаng kаntоr aku bеrgеgаѕ mеngеmаѕi реkеrjааn aku dаn mеlunсur di tеmраt yg ѕudаh kitа ѕераkаti bеrѕаmа.

Rambut kudukku mеrinding waktu diа mеmаѕuki mоbilku, раrfumnуа yg hаrum ѕоntаk mеnggugаh ѕаrаf kеlаki-lаkiаnku. Tаnра рikir раnjаng, aku ѕеgеrа mеlunсur mеnuju hоtеl yg ѕudаh aku bооking ѕеhаri ѕеbelomnуа. Jujur ѕаjа, buаt Vinda ini аdаlаh hаl yg реrtаmа mаѕuk di hоtеl, ѕеhinggа diа ѕеdikit kaku untuk lingkungаn yg аdа. Sеtеlаh сhеk ni, aku bеrgеgаѕ mеnuju lift untuk lаngѕung kе kаmаr.

“Mаѕ, aku mаu mаndi dulu уа..?” рintа Vinda.
“Okе ѕilаhkаn, ара mаu aku mаndiin,” gоdaku.

“Tidak аh, nаkаl Mаѕ Jhoni nih..” sembari mеnjаwаb ѕереrti itu, Erik bеrgеgаѕ mеnuju kаmаr mаndi, dgn dibаlut ѕеhеlаi hаnduk, Vinda bеrjаlаn gоntаi mеnuju kаmаr mаndi. Mаtaku bеnаr-bеnаr tak biѕа bеrkеdiр mеlihаt реmаndаngаn badan Vinda yg bеnаr-bеnаr mеnggаirаhkаn. Pikirаnku mеlаyg waktu mеmbаygkаn kеmоlеkаn badannуа.

15 kеmudiаn Endаh kеluаr kаmаr mаndi dgn mеnggunаkаn gаun tidur yg tiрiѕ hinggа mеmbuаt dаrаh ѕеx aku nаik kе ubun-ubun. Akаn namun aku bеruѕаhа mеngеndаlikаn gеjоlаk nаfѕuku di dераn Vinda kаrеnа mеmаng di dераn diа, aku аdаlаh figur ѕеоrаng kаkаk yg bаik.

“O уа Vinda, kаmu mаu mаkаn ара ѕеkаliаn реѕаnnуа,” tаnуaku untuk mеnutuрi gеjоlаk bаthinku.
“Tеrѕеrаh Mаѕ dеh,” jаwаbnуа.

Singkаt сеritа, wаktu ѕudаh mеnunjukkаn рukul 20.05 mеnit dаn tаnра tеrаѕа kаmi ѕudаh bеrсеritа раnjаng lеbаr, untuk ѕеkеdаr mеlераѕ kаngеn. Kitа bеrduа bеrсеngkrаmа, bеrсаndа сеritа tеntаng арарun, ѕаmраi аkhirnуа..

“Vin, kаmu ѕеriuѕ mаu lаnjutin реlаjаrаnnуа,” tаnуaku ѕеriuѕ.
“Hе еh Mаѕ Jhoni,” jаwаbnуа.

“Vinda..” aku tak mеnеruѕkаn реrtаnуааnku kаrеnа dgn сераt aku lаngѕung mеnуеrbu bibir Vinda yg mungil.

“Mаѕ..” Vinda mеndеѕаh sembari mеmеluk bаdаnku еrаt, tаngаnnуа yg bаndеl mulаi mеrаbа dаеrаh ѕеnѕitifku, ѕеѕеkаli mеmаinkаn rаmbutku. Vinda mеngеluѕ tengkuk ѕеhinggа mеmbuаt aku tеrаngѕаng hеbаt.

Lidаh Vinda yg nаkаl, ѕеѕеkаli mеngimbаngi lidаhku уаg mеnjеlаjаh ѕеluruh bibirnуа. Jеmаriku mulаi bеrgеrilуа untuk mеlераѕ реngаit BH Vinda. Pеngаit BH nуа tеrlераѕ,

“Mаѕ.. kаmu mеmаng guru yg bаik,” sembari aku bеnаmkаn dаlаm-dаlаm wаjаhku dаlаm bеlаhаn buah dadanуа yg mоntоk.

Sеkitаr 10 mеnit aku bеrсumbu dgn Vinda, aku ѕеmаkin реnаѕаrаn dgn ара yg аdа dibаlik CD nуа. Dgn реrlаhаn aku mulаi bеruѕаhа mеmbukа CD yg dikеnаkаn оlеh Vinda dаn kеgiаtаn aku ѕеmаkin mudаh kаrеnа Vinda bеruѕаhа mеngаngkаt bokongnуа ѕеhinggа mеmudаhkаn aku untuk mеmрrеtеli CD nуа.

Alаmаk! rambut yg tumbuh mаѕih hаluѕ ѕеkаli dаn bаunуа wоw.. rаnum ѕеkаli ѕеgаr, tаnра bеrрikir раnjаng aku ѕеgеrа mеmbukа kеduа раhаnуа dаn mеngunсi dgn lеngаnku ѕеhinggа kemaluan Vinda yg mаѕih mеrаh tеrраmраng jеlаѕ didераn mаtaku. Dgn uѕараn hаluѕ, lidаhku yg bаndеl mulаi mеnjеlаjаhi ѕеtiар mm реrmukааn kemaluan Vinda.

“Oh.. Mаѕ Jhoni.. аѕуik ѕеkаli Mаѕ.. ughh,” rintih Vinda waktu lidаhku mulаi nаkаl mеnguаk lobang ѕurgаnуа. Badan Vinda ѕереrti сасing kераnаѕаn mеnеrimа ѕеtiара jilаtаn lidаhku, hiѕараn lidаhku dаn ѕеѕеkаli mеngаngkаt bokongnуа waktu lidаhku mаѕuk dаlаm-dаlаm lobang kemaluannуа. Sеѕеkаli tаngаnnуа mеrеmаѕ rаmbutku yg ѕеdikit gоndrоng, dаn hаl itu mеmbuаt gаirаhku ѕеmаkin nаik.

“Mаѕ Jhoni.. еnаk ѕеkаli Mаѕ.. оh.. kеnара tidak dulu-dulu Mаѕ,” rеngеk Vinda sembari mеlihаt lidаhku ѕеdаng mеngеrjаi kemaluannуа. Clitоriѕnуа yg ѕеmаkin mеmbеѕаr mеmudаhkаnku untuk mеmbuаt Vinda mеlаyg. Tеrnуаtа Vinda tуре оrаng yg mudаh оrgаѕmе tеrbukti 10 mеnit реrtаmа diа mеngеrаng sembari mеnаik turunkаn bokongnуа.

“Mаѕ.. Mаѕ Jhoni, Vinda kеbеlеt рiрiѕ Mаѕ.. аduh,” rintih Vinda.
“Piрiѕ аjа ѕаyg di mulut Mаѕ..” jаwаbku

“Mаѕ.. аduh.. Aku tidak kuаt..” Vinda mеnjеrit lirih sembari mеnggарitkаn kеduа раhаnуа di kераlaku. Dgn сеkаtаn aku lаngѕung mеmbukа lеbаr mulutku dаn саirаn yg kеluаr bеgitu bаnуаk ѕеhinggа aku mеrаѕаkаn minum аir рutih.

“Aduh Mаѕ Jhon.. ѕudаh ѕаyg.. uh.. nikmаt ѕеkаli Mаѕ, kаmu mеmаng раndаi dаlаm bеrсintа ааkhh..” kаtа Vinda. Aku tak mеndеngаr kаn rintihаnnуа, kаrеnа aku bеrkоnѕеntrаѕi untuk rоndе bеrikutnуа kаrеnа aku ingin Vinda mеrаѕаkаn kenikmatan bеrсintа dgn aku.

Sеtеlаh саirаn yg kеluаr aku bеrihkаn dgn саrа aku jilаtin, Vinda kеmbаli tеrаngѕаng waktu сlitоriѕnуа aku gеѕеk dgn gagang kеmаluаnku.

“Wоw.. раnjаng ѕеkаli Mаѕ Jhon.. aku ѕukа bаngеt.”

Vinda mulаi mеnjilаti dаn mеngulum gagang kеmаluаnku, ѕереrtinуа diа ѕаngаt раndаi mеngоrаl lelaki.

“Aаkhh.. Vin.. kаmu рintеr tuh,” еrаngku.

Dia tak mеnjаwаb рujiаnku, diа ѕеmаkin lаhар mеnеlаn dаn mеngulum ѕеrtа mеghiѕар kemaluanku, aku mеrеm mеlеk ѕеtiар kemaluanku mаѕuk dаlаm mulutnуа. Dаѕаr aku, dgn kесераtаn yg tak didugа, aku lаngѕung mеrаih ѕеlаngkаngаn Vinda ѕеhinggа роѕiѕi kаmu mеnjаdi 69. Kitа bеrduа ѕаling mеmbuаt rаngѕаngаn раdа dаеrаh-dаеrаh yg ѕеnѕitif.

Tak ѕеlаng bеrара lаmа,

“Mmm, Mаѕ Jhon.. aku.. рiрiѕ lаgi.. оh..” Vinda mеnggеlераr kеduа kаlinуа mеnеrimа ѕеrаngаn lidаhku dаn aku tak tinggаl diаm, ѕеgеrа aku mеmbаlikаn badan Vinda dihаdараnku dаn,

“Vin kаmu mаѕih virgin?” tаnуaku.
“Mungkin ѕudаh tidak Mаѕ,?” jаwаb Vinda.
Aku ѕеdikit terkejut ѕеmbаri bеrtаnуа, “Siара yg lakukаn реrtаmа?”
“Aku реrnаh jаtuh Mаѕ, tеruѕ ngеluаrin dаrаh.”

Sаmbil mеmbiѕikаn kаtа mеѕrа, aku bеruѕаhа mеnсаri lobang untuk аdik kесilku yg ѕudаh mulаi mеnеgаng 7 kаli liраt dаri biаѕаnуа. Dgn bаntuаn ѕiѕа саirаn yg mаѕih аdа di ѕеkitаr kemaluan Endаh, kemaluanku mulаi mеnсаri lobangnуа dаn blеѕѕ.

“Mаѕ Jhoni.. еnаk ѕеkаli ѕаyg.”

Vinda mеmbаntu mеmреrmudаh aku untuk mеmаѕukаn kemaluanku, sembari mеndеkар badanku, diа mulаi mеmutаr рinggulnуа, ѕеhinggа kemaluanku tеrаѕа аdа yg mеmijit.

“Oоh.. Mаѕ Jhoni, kеnара tak dаri dulu kаu bеrikаn kеnikmаtаn ini раdaku..” Vinda bеrkеlеnjоtаn mеnеrimа ѕоdоkаn kemaluanku.

“Crеk сrеkk сrеk” kemaluanku kеluаr mаѕuk dаlаm lobang kemaluannуа yg ѕudаh mulаi bесеk dаn bаѕаh kuуuр.

“Mаѕ.. Vinda, рiрiѕ lаgi.. аhh..” Vinda mеnjеrit раnjаng waktu оrgаѕmе yg kеtigа dirаihnуа.

Aku ѕudаh tak mеmреdulikаn kеаdааn diа yg mаѕih lеmаѕ ѕеtеlаh 3 kаli оrgаѕmе, aku lаngѕung mеmbаlik badan Vinda ѕеhinggа роѕiѕi Vinda ѕеkаrаng ѕереrti dоggi ѕtуlе. Dgn lеluаѕа aku biѕа mеngеntоt Vinda dаri bеlаkаng dgn kеringаt bеrсuсurаn.

“Mаѕ.. kаmu mеmаng jаgо.. ооh.. uughh..” Vinda mеrintih waktu kemaluanku mаѕuk ѕеmuа ѕаmраi раngkаl gagang kеmаluаnku. Tаngаnnуа yg hаluѕ hаnуа biѕа mеnсеngkеrаn ѕерrеi hоtеl waktu mеnаhаn kеnikmаtаn yg aku bеrikаn.

Pikirаnku hаnуа ѕаtu, aku hаruѕ biѕа mеmbеrikаn kерuаѕаn yg аbаdi untuk Vinda, ѕеhinggа kalo diа butuh lаgi раѕti mеnсаriku. 50 mеnit ѕudаh реrgumulаn ini tеrjаdi, еntаh bеrара kаli ѕudаh Vinda оrgаѕmе. Sаmраi аkhirnуа aku ѕеndiri ѕudаh mеrаѕаkаn klimаkѕ ѕudаh di ubun-ubun.

“Vin.. Mаѕ mаu kеluаr nih..,” rintihku.
“Iуа Mаѕ, jаngаn dikеluаrin didаlаm уа Mаѕ..,” рintа Vinda.
“Iуаа.. ѕаyg.. duh, badan kаmu bеnаr-bеnаr mоntоk ѕаyg.. uughh.”

Aku mеrintih waktu diа mulаi menggoyang untuk kе ѕеkiаn kаlinуа, gilа perempuan mudа yg dulu aku kеnаl mаѕih lugu, ѕеkаrаng ѕudаh mеnjаdi раѕаngаnku untuk bеrсintа.

“Vin.. оhh Mаѕ kеluаr..,” ѕесераt kilаt aku mеnсаbut kemaluanku dаn mеngаrаhkаn kе mulutnуа.

“Aоwww..” ѕреrmaku munсrаt diwаjаh Vinda. Vinda mеnjilаti kemaluanku dgn lаhар ѕаmраi tak tеѕiѕа ѕеdikitрun ѕреrmaku yg kеluаr.

“Mаѕ, kаmu mеmаng guru jеmроlаn.. aku ѕudаh 7 kаli kеluаr, Mаѕ Jhoni bаru ѕеkаli.. kаmu hеbаt Mаѕ,” сеritа Vinda.

“Kаmu ѕukа ѕаyang,” tаnуaku.
“Sukа bаngеt, kаmu mаukаn ѕеlаlu bеrikаn kenikmatan itu untukku?” bаlаѕ Vinda bеrtаnуа.
“Iуа ѕаyang, aku jаnji mеmbеrikаn kеnikmаtаn itu.”

Vinda mеmеlukku dаn mеmbimbing aku untuk kе kаmаr mаndi, dаn dаlаm kаmаr mаndiрun aku jugа mеlakukаn lаgi ѕаmраi рukul 01.40 dini hаri. Sаngаt rоmаntiѕ bеrсintа dgn mаntаn аnаk ibu kоѕt, kаrеnа diа jugа bаru реrtаmа ini mеngаlаmi kenikmatan оrgаѕmе yg luаr biаѕа dаn ѕаmраi ѕеkаrаng aku mаѕih kоntаk-kоntаk ѕаmа diа, tераtnуа waktu diа butuh, aku ѕеgеrа аtur jаdwаlku.



INDOPK.COM AGEN POKER ONLINE||BANDAR CEME||DOMINO QQ ONLINE 
TERPERCAYA

Promo Bonus Special IndoPK.com
1.Bonus TO ( Turn Over ) 0,5% Setiap Minggunya
2.Bonus Referal 10%
3.Bonus New Member 10% ( Minimal Deposit 25.000 )
4.Minimal Deposit Cukup Rb 10.000


                                                       http://www.indopk99.com/

Senin, 19 Maret 2018

Maret 19, 2018

Firda , Sahabat Dekat Istriku

Firda , Sahabat Dekat Istriku

INDOPK - Setelah kupakai kaos dan celana yang kuambil dari lemari dan cuci muka sedikit, aku menuju ke ruang tamu, membuka pintu.
“Halo, mas….’Pa kabar..?” sahut Rika begitu melihatku membuka pintu.
“Baik, dik. Ayo masuk dulu. Tumben nih pagi-pagi, kayaknya ada yang penting?” tanyaku seraya mengajak Rika menuju ruang tengah.Mataku sedikit terbelalak melihat pakaiannya. Bagaimana tidak?

Kaos ketat menempel dibadannya, dipadukan dengan celana spandex ketat berwarna putih. Aku melihat lipatan cameltoe di selangkangannya menandakan bahwa didaerah itu tidak ada bulu jembutnya, dan saat aku berjalan dibelakangnya, tak kulihat garis celana dalam membayang di spandexnya.
Hmm… mana mungkin dia gak pake CD..mungkin pake G-string, pikirku. Kami berdua segera menuju ruang tengah. Untung saja, film bokep yang aku setel udah selesai, jadi Rika nggak sempat melihat film apa yang tengah aku setel.
“Ini lho mas, aku mau anter oleh-oleh. Kan kemarin aku baru dateng dari Jepang. Nah, ini aku bawain ….sedikit bawaan lah, buat kamu sama Indah. Itung-itung membagi kesenangan.”
“Wah…tengkyu banget lho…kamu baik banget”
“Ah, biasa aja lageee..hehehe”
Kami berdua sejenak ngobrol-ngobrol, karena memang sudah beberapa bulan Rika nggak berkunjung ke rumahku. Rika ini adalah salah satu sahabat istriku, selain Firda. Diam-diam, akupun juga terobsesi dapat menikmati tubuhnya. Ya, Rika seorang wanita yang mungil.
Tinggi badannya nggak lebih dari 155cm. Bandingkan dengan tinggiku yang 170. Warna kulitnya putih, tapi cenderung kemerahan. Hmm..aku sering berkhayal lagi ngent*tin Rika, sambil aku gendong dan aku rajam memiawnya dengan tongkolku. Pasti dia merintih-rintih menikmati hujaman tongkolku.
“Hey…bengong aja…ngeliatin apa sih..” tegur Rika.
“Eh…ah…anu…enggak. Cuma lagi mikir, kapan ya gw bisa jalan-jalan sama kamu…”
Eits..kok ngomongku ngelantur begini sih. Aduh…gawat deh…
“Alaaa..mikirin jalan-jalan apa lagi ngeliatin sesuatu?” Rika melirikku dengan pandangan menyelidik.
Mati aku… berarti waktu aku ngeliatin bodynya, ketahuan dong kalo aku melototin selangkangannya. Wah….
“Ya udah, mas. Aku pamit dulu, abis Indah pergi. Lagian,dari tadi kamu ngeliatin melulu. Ngeri aku…ntar diperkosa sama kamu deh..hiyyy…” Rika bergidik ambil tertawa.
Aku Cuma tersenyum.
“Ya udah, kalo kamu mau pamit. Aku gak bisa ngelarang.”
“Aku numpang pipis dulu ya.”Rika menuju kamar mandi di sebelah kamarku.
“Iya.”
Tepat saat Rika masuk kamar mandi, sambil berjingkat Firda keluar dari kamarku.
Aku terkejut, dan segera menyuruhnya masuk lagi, karena takut ketahuan. Ternyata CD Firda ketinggalan di kursi yang tadi didudukinya waktu sedang aku jilat memiawnya.
Astagaaa…untung Rika nggak ngeliat…atu jangan-jangan dia udah liat, makanya sempat melontarkan pandangan menyelidik? Entahlah.
“Cepeeeett..ambil trus ke kamar lagi.”perintahku sambil berbisik.
Firda mengangguk, segera menyambar Cdnya dan…
“Ceklek….!”
Pintu kamar mandi terbuka, dan saat Rika keluar, kulihat wajahnya terkejut melihat Firda berdiri terpaku dihadapannya sambil memegang celana dalamnya yang belum sempat dipakainya. Ditambah keadaan Firda yang hanya memaki kaos, tetapi dibawah tidak memakai celana jeansnya.
Akupun terkejut, dan berdiri terpaku. Hatiku berdebar, tak tahu apa yang harus kuperbuat atau kuucapkan. Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan tak terelakkan. Kepalaku terasa pening.
“firda…? Kamu lagi ngapain?” Rika bertanya dengan wajah bingung campur kaget.
“Eh…anu…ini lho…”kudengar Firda gelagapan menjawab pertanyaan Rika.
“Kok kamu megang celana dalem? Setengah telanjang lagi?” selidik Rika. “Oo…aku tau…pasti kamu berdua lagi berbuat yaaa…?”
“Enggak Rik. Ngaco kamu, orang Firda lagi numpang dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri.
“Trus, kalo emang numpang dandan, ngapain dia diruangan ni, pake bawa celana dalem lagi.” Udah gitu telanjang juga..Hayo!!!” Rika bertanya dengan galak.
“Sini liat.” Rika menghampiri Firda dan cepat merebut celana dalam yang dipegang Firda, tanpa perlawanan dari Firda.
“Kok basah…?”Rika mengerutkan keningnya. “Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu ngapain…?”
“udah deh, Rik…emang bener, aku lagi mau ML sama Firda. Belum sempet aku ent*t, sih. Baru aku jilat-jilat memiawnya, keburu kamu dateng.” Aku menyerah dan memilih menjelaskan apa yang barusan aku lakukan.
“Kamu tuh ya…udah punya istri masih doyan yang lain. Ini cewek juga sama aja, gatel ngeliat suami sahabatnya sendiri.” Rika memaki kami berdua dengan wajah merah padam.
“Terserah kamu lah…kamu mau laporin aku sama Firda ke polisi…silakan. Mau laporin ke Indah…terserah….”ucapku pasrah.
“Hmm…kalo aku laporin ke Indah…kasian dia. Nanti dia kaget.Kalo ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika meninmbang-nimbang apa yang hendak dilakukannya.
“Gini aja mas. Aku gak laporin ke mana-mana. Tapi ada syaratnya.” Rika memberikan tawarannya kepadaku.
“Apa syaratnya, Rik?”
“Nggak berat kok. Gampang banget dan mudah.”
“Iya, apaan syaratnya?” Firda ikut bertanya
“Terusin apa yang kamu berdua tadi lakuin. Aku duduk disini, nonton. Bagaimana?”
“WHAT?” aku dan Firda berteriak bebarengan. “Gila lu ya, masa mau nonton orang lagi ML?”
“Ya terserah kamu.Mau pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan.
Aku dan Firda saling berpandangan. Kuhampiri Firda, kubelai tangan dan rambutnya. Firda seolah memahami dan menyetujui syarat yang diajukan Rika. Segera saja kulumat bibirnya yang ranum dan tanganku meremas pantatnya yang sekel. Firda segera membuka kaosnya.
Sambil terus berciuman dan meremas pantatnya, kubimbing Firda menuju sofa. Kurebahkan ia disana, dan dengan cekatan dilepaskannya kaos dan celana ku sehingga aku sekarang telanjang bulat di hadapan Firda dan Rika.
Aku melirik Rika, yang duduk menyilangkan kakinya. Kulihat wajahnya menegang seperti tegangnya tongkolku. Aku tersenyum-senyum kearahnya, sambil memainkan dan mengocok-ngocok tongkolku, seolah hendak memamerkan kejantananku.
“Ayo, ndrew…cepetan deh…udah gak tahan, honey…”firda merintih. “Biarin aja si Rika…paling dia juga udah basah.”
“Enak aja kamu bilang.”sergah Rika. “Udah buruan, aku pengen liat kayak apa sih kalian kalo ML.”
Aku menatap mata Firda yang mulai sayu dan tersenyum. Setelah melepas seluruh pakaiannya, sempurnalah ketelanjangbulatan kami berdua. Tak sabar, segera k usosor memiaw Firda yang sangat becek oleh lendir birahinya.
“Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeeeewwwwww….”firda menjerit dan mengerang menerima serangan lidahku. Pantatnya tersentak keatas, mengikuti irama permainan lidahku.
Hmmm…nikmat sekali. memiawnya berbau segar, tanda bahwa memiaw ini sangat terawat. Dan yang membutku girang adalah lendir memiawnya yang meleleh deras, seiring dengan makin kuatnya goyangan pinggulnya.
“Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg.. akh…akh…akkkkkuu…”firda da terus merintih. Nafasnya tersengal-sengal, seolah ada sesuatu yang mendesaknya. ‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….”
“Keluarin sayang….keluarin yang banyak…..”aku berbisik sambil jari tengahku terus mengocok memiawnya, dan jempolku menggesek itilnya yang sudah sangat keras. Baik itil maupun memiaw Firda sudah benar-benar berwarna merah, sangat basah akibat lendirnya yang meleleh, hingga membasahi belahan pantat dan sofa.
Segera aktivitas tanganku kuganti dengan jilatan lidahku lagi. Hal ini membuatpaha Firda menegang, tangannya menjambak rambutku, sekaligus membenamkan kepalaku ditengah jepitan pahanya yang menegang. Aku merasakan memiawnya berdenyut, dan ada lelehan cairan hangat menerpa bibirku.
“ANDREEEEEEWWWWWWW…..AAAAACCCCHHHHHHHHH……”Lin da menjerit keras sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya, menekan kepalaku di selangkangannya dan berguncang hebat sekali.
Tak kusia-siakan lendir yang meleleh itu. Kusedot semuanya, kutelan semuanya. Ya, aku tidak mau membuang lendir kenikmatan Firda. Sedotanku pada memiawnya membuat guncanganLinda makin keras…dan akhirnya Firda terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya kaku dan gemetaran.
“Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sambil gemetaran.
“Enn..en….Nik…mat…bangeth….sssse….dothan…sama jhiilatan kkk…kamu…”
Kulihat Firda tersenyum dengan wajah puas. Segera kuarahkan bibrku m elumat putingnya yang keras dan kemerahan. Meskipun sudah melahirkan dan menyusui dua anak, payudara Firda sangat terawat, kencang.
Dan putingnya masih berwwarna kemerahan. Siapa lelaki yang tahan melihat warna putting seperti itu, apalgi sekarang puting merah itu benar-benar masih keras dan mengacung meski pemiliknya barusan menggapai orgasme.
“Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda menggelinjang saat kuserbu putingnya. Aku tidak mempedulikan rintihannya. Kulumat putingnya dengan ganas sehingga badan Firda mulai mengejang lagi.
“Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda merintih. “Terus sayang…iss…ssseeeppp…pen….til…kuhh…ooofffffhhhhhhh hh……”
Tanpa aba-aba, segera kusorongkan tongkolku yang memang sudah mengeras seperti kayu ke memiaw Firda. Blessss…….
“Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”p antat Firda tersentak kedepan, seiring dengan menancapnya tongkolku di mekinya. Kutekan tongkolku makin dalam da n kuhentikan sejenak disana.


Terasa sekali memiaw Firda berkedut-kedut, walaupun tergolong super becek.
“Ayo, ndre…..gocek tongkol kamuh….akk….kkuuuu….udah mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda merintih memohon.
Segera kugocek tongkolku dengan ganas. “crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk ….” suar gesekan tongkolku dengan memiaw Firda yang sudah basah kuyup nyaring terdengar.
Tak lupa kulumat bibirnya yang ranum, dan tanganku menggerayang memilin menikmati payudara dan putingnya. Sesaat kemudian kulihat mata Lnda terbalik, Cuma terlihat putihnya. Kakinya dilipat mengapit pinggul dan pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.
“ Firda menjerit keras dan sekejap terdiam. Tubuhnya bergetar hebat. Terasa di tongkolku denyutan memiaw Linda…sangat kuat. Berdenyut-denyut, seolah hendak memijit dan memaksa spermaku untuk segera mengguyur menyiram memenya yang luar biasa becek.
Makin kuat kocokan tongkolku didalam memiaw Firda, makin kencang pula pelukannya. Nafas Firda tertahan, seolah tidka ingin kehilangan moment-moment indah menggapai puncak kenikmatan.
Karena denyutan memiaw Firda yang membuatku nikmat, ditambah rasa hangat karena uyuran lendir memiawnya, aku pun tak tahan. Ditambah ekspresi wajahnya yangmemandang wajahku dengan mata sayu namun tersirat kepuasan yang maat sangat.
“Ayo nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemiawku….”Linda memohon.
“Kamu gak papa aku tumpahin pejuh di rahim kamu?”tanyaku sambil terengah-engah.
“No problem honey…aku safe kok….”sahut Firda. “C’mon honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”
”aku merasakan pejuhku mendesak. Kupercepat kocokanku, dan Firda juga mengencangkan otot memiawnya, berharap agar aku cepet muncrat.
AAACCHHHHHHH………..” Jrrrrrooooooooootttt…..jrrrrooooooooo ttttt..jrrrro ooooottttt…..tak kurang dari tujuh kali semprotan pejuhku. Banyak sekali pejuh yang kusemprotkan ke rahim Firda, sampai-sampai ia tersentak.
Kubenamkan dalam-dalam tongkolku, hingga terasa kepalaku speerti memasuki liang kedua.Ah….ternyata tongkolku bisa menembus mulut rahimnya. Berarti pejuhku langsung menggempur rahimnya.
Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……” Firda merintih lagi. “Uggghhh…hangat sekali pejuh kamu, Ndrew…” ucap Firda. Setelah beristirahat sejenak dengan menancapkan tongkolku dalam-dalam, secara mendadak kucabu tongkolku.
“Plllookkkkk….”
Kupandangi memiaw Firda yang masih membengkak dan merah dengan lubang menganga. Firda segera mengubah posisi duduknya dan…ceeerrrrrr……pejuhku meleleh. Segera saja jemari Firda meraih dan mengorek bibir memiawnya, menjaga agar pejuhku tidak tumpah kesofa.
Akibatnya, telapak tangan Firda belepotan penuh dengan pejuhku yang telah be rcampur lendir memiawnya. Dengan pejuh di telapak tangan kanannya, Firda menggunakan jari tangan kirinya,mengorek memiawnya untuk membersihkan memiawnya dari sisa pejuhku.
“Brani kam telen lagi?” tantangku.
“Idih…syapa takut….”firda balas menantangku. “Nih liat ya….”
Clep…dijilatnya telapak tangan yang penuh pejuhku…
“MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Firda nampak puas menikmati pejuh ditangannya.
“Hari ini kenyang sekali aku…sarapan pejuh kamu duakali..hihihihi…” Firda tertawa geli.
“Tuh…masih ada sisanya ditangan. belum bersih.” Sahutku.
“Tenang, NDrew..sisanya buat…ini.” Sambil berkata begitu, Firda mengambil sebagian pejuhku dan mengusapkannya diwajahnya.
“Bagus lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Firda sambil mengerling genit.
“Astagaaaa….kamu tuh, Fir…diem-diem ternyata…”kataku terkejut.
“Kenapa…? Kaget ya?”
“Diem-diem, muka alim..ta pi kalo urusan birahi liar juga ya..”
“Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok ditolak.”
“Tau gitu tadi aku semprot dimuka kamu aja ya..” sesalku
“Iya juga sih..sebenernya aku pengen kamu semprot. Cuman aku dah gak bisa ngomong lagi…nahan enak sih..lagian aku pengen ngerasain semprotan pejuh kamu di memiawku.” Firda tersenyum
“Eh, Ndrew…ssstttt…coba liat tuh…jailin yuk…..”ajak Firda
Ya ampuuunnnn…aku lupa bahwa aktivitasku tengah diamat Rika. Segera kulirik Rika, yang ternyata tanpa kami sadari tengah beraktivitas sendiri. yaitu dengan memasukan kedua jarinya ke vagina rika aktivitas seperti itu bisa disebut juga dengan masturbasi.
rika pun kulihat-lihat merasakan kenikmatan yang didapat saat melakuan maturbasi otot otot mukannya menegang kelihatan seperti nafsu yang telah lama terpendam tidak dilampiaskan.


INDOPK.COM AGEN POKER ONLINE||BANDAR CEME||DOMINO QQ ONLINE TERPERCAYA

Promo Bonus Special IndoPK.com

1.Bonus TO ( Turn Over ) 0,5% Setiap Minggunya
2.Bonus Referal 10%
3.Bonus New Member 10% ( Minimal Deposit 25.000 )
4.Minimal Deposit Cukup Rb 10.000


                                                       http://www.indopk99.com/

Sabtu, 17 Maret 2018

Maret 17, 2018

Wulan , Teman Wanita Di Kampusku.

Wulan , Teman Wanita Di Kampusku.

AgenCOLI Wulan dalah Teman kampusku yg berasal dari Bali, tubuhnya langsing dan tinggi sekitar 167cm dan kutaksir Bra-nya berukuran 33 B.

Tetapi Aku tidak terlalu akrab dengan Wulan, karena sejak awal kami tidak pernah sekelas. Tetapi dia aktif di Koran kampus maka kami cukup sering ngobrol.

Kebetulan akhir semester kampus kami mengadakan lomba dan Dosen memintaku dan Wulan untuk menjadi pengurus.

Karena batas waktu pengumpulan data peserta sudah mulai dekat, sedangkan kami belum punya data-data mereka.

Maka aku sepakat dengan Wulan untuk berdiskusi sewaktu pulang kuliah.

Enaknya ketemu di mana dong… ? tanyaku kepada Wulan di kantin

serah kamu aja lah”jawabku

Gini aja deh, Di kostanmu juga gpp, soalnya kalau di kostanku kamu cuma boleh masuk sampai teras”sambung Wulan dan Akhirnya aku memberikan alamat kostanku kepadanya.

Sore harinya BBM masuk dari Wulan,”aku sudah sampai di lokasi, kostanmu yang dekat mananya..?” BBMnya

Mendapat pesan bbm seperti itu, aku langsung membalasnya dan segera turun.

Ketika bertemu aku mengajaknya masuk ke dalam kostanku. Wulan memandangi sekeliling kamar tersebut” Kok sepi? pada kemana ya…? tanyanya

Yang punya kostan belum pada pulang dari kampung Ulan” ucapku membuat dia jangan panic karena berada sendirian.
Apalagi sore itu Wulan memakai kaos super ketat yang bisa dibilang bentuk tokednya pun kelihatan bulatnya. Kelihatan lebih cantik hari ini.
Mengunci pikiran kotorku, Kamipun mulai fokus mengerjakan tugas, aku mencoba mengumpulkan data-data tersebut.
kemudian Wulan mengetiknya di komputer, Baru aja beberapa menit kami memulai tugas. Aku mendengar ada orang yg memanggil-manggil ibu kost di bawah. “bentar ya Lan, aku liat orang di bawah dulu” kataku sambil keluar kamar.
Wulanpun mengangguk sambil terus mengetik. Ternyata dibawah ada ibu RT meminta biodata penghuni kostan, karena ibu kostku tidak ada jadi aku yang mewakilinya, Setelah selesai mengisi formulir ibu RT pun pergi.
aku kembali lagi ke kamar tanpa berpikir macam-macam dan sengaja melangkah perlahan-lahan mendekati pintu kamarku yang berniat menganggetkannya.
Namun, aku lihat di dalam kamarku Wulan sedang memutar film bokep yang aku koleksi. Ntah itu dia ngak sengaja muter atau emang beneran pengen nonton.
Sontak aja aku kagetkan dirinya dari belakang…
Hayyoooo… lagi ngapain kamu…” aku mengagetkannya.
Wwaaaaaaaaaaa………….” teriak Wulan menjerit
Ngapain hayoo, buka film kayak gitu” tanyaku
Idiiiihh ngak sengaja kok, lagian buat folder yang aneh-aneh. masa kata depannya “Jangan dibuka” begitu di buka lagi ada folder lagi “Coba klik sekali lagi”, lalu “Pengen tau yaa..?” terus aja kayak gitu makanya aku buka. Eeehhh ternyata film beginian” ucapnya menjelaskan kepadaku
Hahahaha… Aku pun tertawa terbahak-bahak mendengar itu
Tampak Wulan mukanya memerah menjadi malu ketika aku memergokinya.
Lantaran dia malu kepadaku, dia mengakhiri tugas sore itu dengan pamit pulang. “aku mau pulang aja deh” katanya dengan singkat
Kemudian aku mencekal dengan menarik tangannya.
Mungkin karena malu dia aku pergoki makanya jadi emosi” pikirku dewasa
Kembali aku tarik lagi tangannya dengan lembut, tetap saja di tangkis dengannya. Walaupun dia menangkis tetap saja tenagaku lebih kuat dari padanya.
Begitu aku tarik, posisi kami langsung berhadapan saling tatap.
Sadar tidak mungkin melepaskan diri dari peganganku, karena kalah tenaga. Akhirnya dia membuang muka. sehingga aku hanya bisa berbisik “maaf kalau aku buat kamu malu Lan.


Lagian kita udah sama-sama dewasa gpp kok, kita terbuka.”ucapku
dia masih tak mau menatap wajahku. entah kenapa kata-kata yg keluar berikutnya dari mulutku yaitu “atau kamu mau aku bantu?”
Mendengar perkataan itu.”dia memandangku dengan tatapan marah, kembali ia berusaha melepaskan peganganku sambil berteriak” Kamu anggap aku cewek apaan…?
Sadar dengan kesalahanku, aku mencoba menariknya lebih kuat dan menyandarkan tubuhnya di dadaku” Maaf… maaf… aku ngak maksud merendahkan kamu.”kataku sambil membelai rambutnya.
Ternyata hal ini sedikit meluluhkannya, tangannya yang tadi berontak kini hanya diam aja. bahkan dia malah memeluk tubuhku dan aku membalas pelukan dengan erat.
Aku mengajaknya kembali duduk di kasurku, sambil melirik ke arah komputer yang masih menayangkan film bokep tersebut.
Masih dalam posisi duduk dan dalam pelukanku, aku terus saja membelai rambutnya.
Tak lama kemudian, dia membalikan badan dan menatap wajahku dengan serius…
Kamu yakin sama aku…? tanyanya
Hmmmm… Yakin apa…? tanyaku kembali
Langsung dia menciumi bibirku dengan dahsyat.
Tanpa pikir panjangpun aku meladeni ciuman darinya itu.
Sambil remesin susu aku dong..” pintanya
Aku mengangguk dan langsung melakukan yg ia pinta.
Ga kurang akal, aku mulai merayunya” ngak berasa kali Lan…”BH nya buka juga dong” balasku
Dia mengiyakan dan segera membuka tali BH nya.
Begitu BH nya terbuka, suer puting susunya masih berwarna Pink, kelihatan anggunnya puting susu tersebut dan aku yakin jarang sekali lelaki yang berhasil menghisap puting itu.
Setelah toketnya terbuka, tanpa menunggu persetujuan aku langsung menghisap dengan semangat.
kuhisap dan kadang kugigit pelan-pelan supaya dia menikmati permainanku.
Aaaahhhh… Aaahhhh… Terdengar suara rintihannya.
Karena kontolku sudah sangat tegang, aku mulai memperkenalkan kepadanya.
Lan, kamu mau ngak ini…? tanyaku
Mau dong hehehe…” jawabnya
Langsung saja aku arahkan ke lubang memeknya yang tanpa pelumas dari sepongannya itu.
Begitu kontolku masuk, “Hmmmm….Sssshhhhhh….Arggghhhhh” terdengar suaranya.
Aku terus saja bergerak menyodok mekinya, makin lama makin seru pula suaranya.
Ahhhhhh… Aaaaahhhhh… “terdengar kembali suaranya menjerit, untungnya di kostan itu tidak ada orang sehingga aku tidak mengkhawatirkan jeritannya itu.
Akhirnya penisku yang besar amblasjuga di telan memeknya. Sungguh super sekali memeknya terasa sempit dan mencengkram.
Aku meminta Wulan untuk membantu goyangannku agar kami cepat-cepat orgasme, karena khawatir di kostan bisa di pergoki orang lain berlama-lamaan.
Wul… Bantu goyangin ya, biar tambah enak” ucapku
Untungnya Wulan mengerti dan dia dengan singgap menggoyangkan pantatnya yang dari tadi kami sudah berposisi doggy syle.
Uuuuuh… Uuuuuhhh… Uuuhhh… “desahku merintih keenakan
Sambil menahan muncratan sperma, aku mengajak dia ngobrol.
Wul, posisi kayak gini enak gak…?
Enak banget Beb, karena kau tinggal maju mundur aja dan kerasa juga dari bibir memekku yang menjadi panas berkat gesekan penismu.” ucapnya
Aku dengan segera kembali melakukan kocokan dengan cepat, hingga di akhir goyangan aku mencabut penisku dan memuncratkan di sekitar pantatnya yang sedang nungging.
Croooootttt… Crot..” air maniku mengalir panjang

Sungguh luar biasa mekinya Wulan, masih sempit dan mencengkram.
Mau tissu ngak Wul…?”tanyaku
Mau dong beb, untuk aku ambilin dua ya tissunya” ucapnya
Setelah kami beres-beres membersihkan airmani yang muncrat sana-sini. aku mengajaknya kembali berbincang soal tugas.
Gimana Wul… Tugasnya mau kita lanjutin…? tanyaku
Hhhmmm… jangan sekarang deh beb, tanggung kita abis ginian. kapan-kapan aja deh ya atau ngak besokpun boleh” jawabnya sambil tersenyum
Akhirnya kami akhiri tugas itu yang bukan tugas kuliah. tetapi tugas hasrat yang terpenuhi.


INDOPK.COM AGEN POKER ONLINE||BANDAR CEME||DOMINO QQ ONLINE TERPERCAYA

Promo Bonus Special IndoPK.com

1.Bonus TO ( Turn Over ) 0,5% Setiap Minggunya
2.Bonus Referal 10%
3.Bonus New Member 10% ( Minimal Deposit 25.000 )
4.Minimal Deposit Cukup Rb 10.000


                                                       http://www.indopk99.com/

Kamis, 15 Maret 2018

Maret 15, 2018

Vita Gadis Mahasiswi Di Kampusku


Vita Gadis Mahasiswi Di Kampusku

AgenPOKER Aku punya seorang pacar yang kuliah di salah satu universitas ternama yang berlokasi di daerah Grogol. Karena berasal dari daerah jawa Timur, maka pacarku tinggal di sebuah kost khusus mahasiswi. Saya sendiri sudah bekerja, dan juga berasal dari universitas yang sama. Secara keseluruhan, pacarku sangat baik, setia dan cantik, tetapi masih konvensional, alias tidak mau berhubungan sex sebelum menikah secara resmi. Sebaliknya, saya termasuk laki-laki yang mempunyai libido tinggi. Sementara ini saya hanya bisa memuaskan nafsu birahi saya dengan masturbasi, tetapi keadaan berubah 180 derajat setelah saya jadian dengan pacarku.

Setelah pulang kerja, saya langsung mengunjungi kost pacarku yang bernama Fransisca. Saya bagaikan masuk ke sebuah alam erotis ketika mengunjungi kostnya. Ada sekitar 8 penghuni yang terdiri dari mahasiswi tingkat 1 sampai tingkat 4 (Fransisca telah sampai pada tingkat 4), satu diantaranya yang tingkat 3 memiliki wajah yang cantik, namun badannya tidak selangsing Fransisca. Namanya Vita, kamarnya ada di lantai 3. Aku sering membayangkan bersetubuh dengan Vita, dan penisku memberikan reaksi yang sangat menyenangkan, yaitu orgasme. Aku sering bermasturbasi sambil membayangkan Vita, sampai akhirnya timbul sebuah ide nekat dan gila di benakku. Disinilah awal dari petualanganku yang nekat.

Aku memutuskan untuk mencuri celana dalam Vita. Telah beberapa kali aku naik ke lantai 3 bersama dengan Fransisca, di lantai 3 ada sebuah rak khusus yang digunakan oleh pembantu kost untuk menaruh pakaian yang telah dicuci. Bagusnya lagi, masing-masing rak telah diberi nama supaya memudahkan pengambilan oleh pemilik baju (dan tentunya memudahkanku juga untuk mengambil celana dalamnya).

Suatu sore ketika aku berkunjung, anak-anak kost yang lain bergerombol keluar untuk makan malam. Kebetulan juga, Fransisca sedang mandi, biasanya memakan waktu sekitar 15 sampai 25 menit. Aku mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan rencanaku. Dengan jantung yang berdebar keras, keringat membasahi tubuhku, perasaan was-was dan tentunya penisku yang berdiri kegirangan. Terdapat 3 buah celana dalam yang berbahan licin dan halus di bawah 3 tumpuk BH nya. Langsung kuambil yang berwarna kulit (ada 2 warna; satu berwarna pink dan sisanya berwarna kulit) dan kutempelkan pada wajah horny ku dan kuhirup aromanya. Sayangnya yang tercium hanyalah wangi pelembut cucian, tetapi tetap tidak mengurangi rasa horny ku. Segera kumasukkan ke kantong celanaku dan meninggalkan TKP untuk menghindari resiko yang tertangkap yang memalukan. Aku kembali menunggu di lantai 2 dengan perasaan yang berdebar-debar takut ketahuan.

4 jam kemudian aku sudah sampai rumah. Langsung kumasuki kamar mandi, kulepas celana dan dan celana dalamku, kejantananku sudah basah dan siap untuk menerima hadiah yang telah ditunggu-tunggu. Dengan perasaan deg-deg-an ku keluarkan celana dalam Vita dan sekali lagi kutempelkan pada wajahku. Kuposisikan sisi dalam yang langsung bersentuhan dengan bibir vaginanya pada hidungku. Meskipun hanya tercium wangi dari pelembut, kubayangkan aku sedang menghirup aroma exotis dari vaginanya. Secara refleks, lidahku terjulur keluar dan kubayangkan sedang menjilati celah cintanya. Penisku makin bertambah keras dan panjang.

Kuposisikan bagian selangkangan celana dalamnya di kepala kejantananku, kemudian kubalutkan bagian lain dari celana dalamnya pada batang penisku. Tangan kiriku menggenggam penisku yang terbungkus oleh pengganti vagina Vita dan langsung mengocoknya dengan perlahan-lahan. Gesekan yang terjadi menimbulkan rasa sedikit perih pada penisku, tetapi hilang secara berangsur-angsur karena dilumasi oleh cairan pra ejakulasiku. Irama masturbasi kupercepat. Getaran-getaran listrik yang erotis terus membombardir syaraf-syaraf penis dan otakku. Akhirnya orgasme pun datang dengan indah. Tangan kananku menyingkap sebagian dari celana dalam Vita untuk mengeluarkan kepala penisku.

Sebetulnya aku ingin sekali mengeluarkan cairan kenikmatanku pada celana dalamnya, tetapi itu akan meninggalkan bukti yang jelas. Tiga semprotan panjang dan kuat mengawali arus orgasmeku yang indah. Setelah kenikmatan duniawiku berakhir, ku lepas celana dalamnya dari penisku dan mengamatinya. Terdapat bercak basah yang disebabkan oleh cairan pra orgasme ku. Di satu pihak aku ingin sekali meninggalkan jejak birahiku, tetapi di lain pihak aku takut ketahuan. Kalau ketahuan akan sangat memalukan dan menyusahkan. Kuputuskan untuk membiarkan apa adanya, kusimpan CD tersebut pada kantong celanaku dan kulanjutkan dengan mandi.

Malamnya aku bermasturbasi kembali dengan CD Vita. Benar-benar pengalaman yang menegangkan dan seksi.

Keesokan sorenya keadaan masih kondusif dan kukembalikan CD yang telah kunodai dan kuambil lagi yang lain, kali ini berwarna merah muda. Berbahan tipis licin dan halus dengan sedikit renda bermotif pada bagian depan. Hal ini terus berlanjut, terkadang hanya ada sebuah CD pada tumpukan bajunya, sehingga aku terpaksa harus melakukannya dengan cepat di wc kos. Minggu berikutnya aku dikejutkan dengan impianku. Ketika ku hirup aroma dari CD nya, aku mencium sesuatu yang sudah kukenal dengan baik, dan kejantananku pun membenarkannya. Aku mencium aroma exotis dari CD nya. Bagian CD yang bersentuhan langsung dengan surga duniawinya terasa agak lembab dan kaku. Tidak salah lagi, ini adalah aroma segar dari madu cintanya. Setelah sampai di rumah, ku tempelkan CD Vita pada mulut dan hidungku, dan kuhirup dalam-dalam. Jantungku berdebar kencang karena kegirangan tetapi ada juga rasa takut yang menyelimuti pikiranku.

Apa maksud dari semua ini? Tapi saat ini aku tidak peduli. Langsung kubalutkan penisku dengan CD nya dan masturbasiku terasa beda, lebih indah, lebih menggetarkan. Kali ini aku benar-benar hilang dalam kenikmatan yang dihasilkan oleh penisku. Sampai akhirnya madu murniku bertemu dengan madu cinta Vita. Entah berapa gelombang kenikmatan orgasmik yang kualami. Ketika tersadar, bagian selangkangan CD nya telah dipenuhi dengan madu kental berwarna putih kekuningan.

Keesokan harinya kukembalikan CD yang kuambil kemarin dan kutukar dengan yang baru. Celana dalamnya juga masih memiliki aroma exotis yang sama. Tidak terlihat perubahan pada sikap dan ekspresi wajah Vita ketika kami saling bertemu pandang. Hari berikutnya aku dikejutkan dengan celana dalam Vita yang benar-benar masih basah, aromanya benar-benar segar dan memabukkan. Sepertinya Vita baru saja selesai bermasturbasi dan sengaja membiarkanku menemukannya. Kesadaranku telah diambil alih oleh penisku, langsung aku masuk kamar mandi yang letaknya berseberangan dengan kamar Vita. Kepala kejantananku tidak henti-hentinya bergetar ketika bagian selangkangan yang basah itu menempel dengan lembut dan hangat. Baru saja kukocok beberapa kali, tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamar mandi. Aku terkejut dan dengan cepat menyimpan kembali kejantananku dan mengantongi CD Vita, dan berpura-pura menyiram closet.

Ketika pintu kubuka, Vita berdiri tepat di hadapanku dan mendorongku kembali dalam kamar mandi. Kali ini Vita juga berada di dalamnya. Keringat dingin bercucuran dari tubuhku. Tangan-tangan Vita langsung merogoh-rogoh semua kantongku dan akhirnya ia mendapatkan celana dalamnya yang kusimpan di kantong belakang.

“Aku sudah tahu.. Ko Indra lah pelakunya..” ungkap Vita.

Tiba-tiba Vita langsung membuka celanaku dan mengeluarkan penisku yang sempat melemas karena shock. Dengan kedua tangan ia membelai dan meremas-remas dengan lembut penisku yang sudah basah. Rasa horny dan keringat dingin masih menyelimuti tubuh dan pikiranku. Namun, kejantananku kembali berereksi di dalam belaian Jari-jari Vita yang cekatan. Pandangan Vita terus terpana pada penisku. Ketika penisku sudah mencapai ketegangan maksimalnya, mulut Vita sedikit terbuka, nafasnya memburu sambil mengeluarkan desahan halus. Kedua tangannya dengan perlahan namun mantap bermain dengan kejantananku. Suara di dalam hatiku mengatakan inilah saatnya, lagipula aku yakin Vita bukan lagi seorang gadis perawan.

Kuangkat dagunya sehingga aku dapat melihat wajahnya dengan dekat. Ia menginginkannya, itulah ekspresi yang tertulis jelas pada wajahnya. Langsung kucumbu bibirnya yang segar dan kedua tanganku langsung menyingkap bagian bawah daster berwarna putih yang dimulai dari pertengahan paha. Kejantananku bergetar dan menjadi lebih keras dan panjang. Vita tidak memakai celana dalam, pantatnya yang lembut dan kenyal ku remas-remas. Demi menghemat waktu, tangan kiriku langsung mendarat di lembah cintanya yang kebanjiran, dan tangan kananku menuju puncak buah dadanya (juga tanpa BH). Dadanya yang berukuran 36C ku remas-remas dan klitorisnya pun mendapatkan pelayanan istimewa dari jari-jariku.

Tubuh Vita tak henti-hentinya bergetar dan mempercepat irama kocokan tangannya pada penisku. Ku senderkan Vita pada dinding kamar mandi, kuangkat kaki kirinya, kemudian tangan kiriku menuntun kejantananku menuju lembah cinta duniawi. Vita hanya berdiri pasrah menunggu penisku. Ketika ujung kepala penisku bersentuhan dengan bibir vaginanya yang basah dan hangat, Aku pun sempat bergetar. Perlahan-lahan kudorong masuk kepala penisku. Tidak ada hambatan dan gesekan yang bearti, karena celah cintanya benar-benar basah dan licin. Mulut Vita terbuka lebar, matanya tertutup rapat.

Kudorong lagi sampai hampir setengah dari panjang penisku, kemudian kutarik keluar dan kudorong masuk lagi. Sedikit demi sedikit akhirnya seluruh penisku sudah tertanam di dalam vaginanya yang sempit dan basah. Untuk sesaat aku tidak bergerak dan merasakan dinding-dinging liang cintanya mendekap kejantananku. Kulihat jam tanganku, hanya tersisa 10 menit sebelum Sisca keluar dari kamar mandinya.

Vita memelukku dengan erat, aku langsung menyetubuhinya dengan perlahan-lahan. Setiap tarikan dan dorongan menciptakan sensasi erotis yang sangat indah. Irama kupercepat bagaikan piston mobil yang memompa dalam putaran mesin yang tinggi. Desahan dan erangan Vita makin membuatku bernafsu, apalagi tidak sampai 2 menit Vita sudah meluncur ke alam orgasme yang tiada batasnya. Aku jadi berpikir, siapa yang sebenarnya lebih horny dan menikmati permainan ini. Jawabannya sudah jelas.


“Penisnya besar dan kuat sekali..” Vita membisikkan kata-kata tersebut di telingaku sambil terus menikmati persetubuhan ini.
“Memangnya kamu belum pernah ketemu yang sebesar ini?”
Vita menggeleng, “Punya cowokku cuma 5 cm dan kurus..”
“Jadi lebih enak yang mana?” tanyaku.
“Tentu saja punya Ko Indra, rasanya benar-benar pas..”

Vita yang baru berumur 20 tahun benar-benar cocok dengan seleraku. Aku paling suka bercinta dengan daun-daun muda. Vita, daun mudaku yang cantik, akan kubuat dia tidak dapat melupakan persetubuhan ini. Setelah Vita selesai menikmati sisa-sisa orgasmenya, ia melepaskan diri dari dekapanku dan berlutut di hadapan kejantananku.

Lidahnya terjulur dan menyapu sepanjang batang penisku yang basah diselimuti oleh madu cintanya. Dengan cekatan Vita menjilati penisku, kemudian mengulum kepala penisku yang merah. Mulutnya yang hangat ditambah dengan tarian liar yang dilakukan oleh lidahnya membuat penisku berdenyut-denyut seperti orgasme. Untuk beberapa saat ia hanya mengulum kepala penisku, kudorong kepalanya dengan lembut.

Vita mengerti apa yang kuinginkan, ia mulai melahap seluruh batang penisku. Ia sedikit mengalami hambatan yang disebabkan oleh panjangnya kejantananku. Namun rongga mulutnya dengan cepat dapat beradaptasi, sehingga Vita pun bercinta dengan kejantananku menggunakan mulutnya. Guncangan kuat mengawali orgasmeku yang kencang dan hebat. Vita sempat tersedak dan mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya. Kupegang penisku sambil mengocoknya, mulutnya yang terbuka menjadi sasaran tembak madu kejantananku. Beberapa tetes maduku mengenai hidung dan pipinya. Pemandangan yang erotis sekali. Vita menutup mulutnya dan langsung menelannya. Kemudian penisku kembali hilang di dalam mulutnya. Lidahnya sibuk menyapu sisa-sisa maduku dan dihabiskan semuanya.

Kusuruh Vita berdiri, ia menatapku dengan expresi puas dan nakal, senyumnya yang manja ditambah dengan noda madu putihku yang masih menempel di wajahnya membuat ku horny lagi. Jari telunjuk dan tengah tangan kanannya menyapu hidung dan pipinya, kemudian jarinya langsung dikulum di dalam mulutnya.

Sudah saatnya aku keluar dan menunggu di tempat biasa. Vita dengan cepat menyelipkan selembar kertas kecil ke kantong celanaku. Kertas itu berisikan no telepon Vita.

Vita membantuku merapikan baju dan celanaku.

“Besok, jangan ambil celana dalamku lagi..”

Timbul rasa kecewa di dalam hatiku.

“Langsung saja..” Vita menempelkan tanganku pada pintu kenikmatan duniawinya.

Aku yakin ia telah merasakan arti sebenarnya dari bercinta. Meskipun kilat, namun menimbulkan kesan yang dalam. Kuhapus keringatku dengan tissue dan menyambut Sisca yang baru selesai mandi.

Setelah hari ini hampir setiap hari kami bercinta kilat di kamar mandi lantai 3. Vita menjadi tempat pelampiasan nafsuku yang menggebu-gebu. Hubunganku dengan Vita hanyalah murni sebatas kenikmatan seksual, karena kami sangat menikmatinya.



INDOPK.COM AGEN POKER ONLINE||BANDAR CEME||DOMINO QQ ONLINE TERPERCAYA

Promo Bonus Special IndoPK.com

1.Bonus TO ( Turn Over ) 0,5% Setiap Minggunya
2.Bonus Referal 10%
3.Bonus New Member 10% ( Minimal Deposit 25.000 )
4.Minimal Deposit Cukup Rb 10.000


                                                       http://www.indopk99.com/